Pantas Didukung! RUU Kesehatan dan Transformasi Menuju Perbaikan Kualitas Layanan Pasien
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Media Brief yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Foto: istimewaJakarta - Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril optimistis transformasi kesehatan yang disertai dengan realisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan dapat melahirkan penyempurnaan dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia.
"Kita harus yakin dengan potensi bangsa kita, harus yakin, dokter kita hebat-hebat, rumah sakit kita bagus-bagus. Kekurangan yang ada, kami lakukan dengan transformasi kesehatan," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (10/3).
Transformasi kesehatan di Indonesia terdiri atas enam pilar yakni pada layanan primer melalui revitalisasi puskesmas dan posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani promotif dan preventif seluruh siklus hidup.
Transformasi layanan rujukan untuk penanggulangan stroke, kanker, dan ginjal, kata dia, lewat pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan spesialis. Transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan cara memastikan ketersediaan obat-obatan, vaksin, dan alat diagnostik produk dalam negeri hingga sistem tenaga kesehatan cadangan dengan melibatkan fakultas kedokteran, politeknik kesehatan, dan Pramuka.
Selanjutnya, kata dia, adalah transformasi sistem pembiayaan kesehatan yang akan membantu proses pembenahan anggaran dinas kesehatan agar tidak tumpang tindih seperti yang terjadi selama ini.
Transformasi SDM kesehatan untuk memenuhi rasio ideal antara dokter dan masyarakat 1:1.000. Fakta di Indonesia saat ini jumlah dokter sebanyak 101.476 melayani 273.984.400 orang. Artinya satu dokter melayani sekitar 2.700 orang.
Transformasi teknologi kesehatan menyiapkan platform teknologi kesehatan yang digunakan untuk merekam riwayat medis pasien secara digital. Semua Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) seperti rumah sakit, klinik, apotek, laboratorium, harus menggunakan format yang sama.
"Presiden juga menugasi Menteri Kesehatan melakukan RUU Kesehatan, yang bisa memberikan suatu jawaban solusi untuk melakukan penataan, perbaikan, dan penyempurnaan sistem pelayanan kesehatan kita," katanya.
RUU Kesehatan tersebut saat ini sedang dibahas secara intensif oleh Komisi IX DPR RI bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait.
Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso mengemukakan postinganJoko Widodo pada 7 Maret 2023 terkait masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri setiap tahun, menjadi kesempatan bagi Kemenkes untuk membedah lebih dalam persoalan pada layanan kesehatan yang terjadi di Tanah Air.
"Saya kiratrending topicminggu ini yang diangkat Presiden Joko Widodo adalah satu kesempatan bagi kami membedah lebih jauh," katanya.
Syahril mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri terbilang sedikit secara. Secara angka persentase berkisar 0,5 persen dari sekitar 270 juta jiwa populasi Indonesia.
"Data yang ada sekitar 1 juta di 2022 berobat ke luar negeri itu memang secara hitungan banyak. Tapi kalau persentasenyahanya 0,5 persen dari total populasi. Jadi lebih banyak warga Indonesia yang terlayani di Indonesia," katanya.
Berita Trending
- 1 Catat! Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina yang Resmi Naik per 1 Januari 2025
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- 37 Tahun Berdiri, Restoran Indonesia di Hong Kong Bisa Renovasi dari Diaspora Loan BNI
- Film ‘How to Make Millions Before Grandma Dies’ Menginspirasi Penonton untuk Berbagi Cerita
- Jelang Pelantikan, Trump akan Dijatuhi Hukuman atas Kasus Uang Tutup Mulut
- Penumpang Nataru di Bandara Soetta Tembus 2 Juta
- Khofifah: Hari Braille Sedunia Momen Tingkatkan Hak Sisabilitas Netra