Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pancasila Harus Dilindungi dari Dampak Negatif Digitalisasi dan Globalisasi

Foto : istimewa

Ilustrasi - Generasi penerus bangsa harus bisa merawat dan menjaga nilai-nilai Pancasila,

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sejumlah kalangan mengatakan digitalisasi dan globalisasi memberi pengaruh positif bagi ideologi Pancasila. Namun di sisi lain juga bisa mengancam ideologi bangsa. Karenanya, semua elemen harus bergandengan merawat Pancasila.

Ketua DPD IKAL Lemhannas Jawa Barat Mayjend TNI (Purn) Deni K Irawan menegaskan, pancasila merupakan "Way of Life" memiliki kekuatan moril dan spiritual sekaligus, memiliki kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan yang dilaksanakan.

Deni berpesan, generasi penerus bangsa khususnya alumni Lemhannas harus bisa merawat dan menjaganya, juga harus dapat mengantisipasi upaya dari kelompok maupun golongan tertentu yang ingin mengubah Pancasila dengan paham atau ideologi lain.

Dia menegaskan, "Sesungguhnya Pancasila itu yang pada hakikatnya bukan buatan manusia", tidak seperti negara-negara lain di dunia seperti Kapitalisme, Liberalisme, Marxisme, Sosialisme yang kesemuanya merupakan buatan manusia, tentunya sangat beda dengan Pancasila. Karena Pancasila itu sesungguhnya digali dari sumber akar budaya bangsa," tegasnya dalam acara ngopi darat sersan, Minggu (5/2).

Wakil Ketua Bidang Pengkajian DPD IKAL Jabar Romie Gojali menyampaikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sedemikian cepat memiliki pengaruh besar terhadap nilai-nilai kehidupan berbangsa.

"Indonesia merupakan negara besar dengan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17,508 Pulau yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa dengan keragaman suku budaya dan tradisi serta sumber daya alam yang melimpah, tentunya harus menjadikan perhatian serius para alumnus angkatan agar dapat tetap terjaga secara utuh demi kelangsungan hidup bangsa," ucapnya.

Kemudian sebagai bagian dari Bidang Pengkajian IKAL Jabar, Usep Wahyu menambahkan, kemajuan teknologi informasi telah membawa pengaruh besar dalam kegiatan penyediaan, pengelolaan, dan penyebarluasan informasi. Secara psikologis, membanjirnya informasi di tengah-tengah masyarakat telah menimbulkan apa yang disebut dengan 'infoglut' di mana masyarakat merasa kewalahan karena banyaknya informasi yang diterimanya. Sementara secara sosial, timbul apa yang disebut 'shock culture' akibat pesan-pesan yang terkandung dalam suatu informasi menimbulkan pergesekan dan pertentangan dengan nilai-nilai sosial yang ada.

"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi lewat jaringan Internet, merupakan sarana penetrasi halus budaya luar yang sedang menggerus dan menyebar secara cepat pada peradaban manusia Indonesia, dimana budaya luar tersebut telah membawa ekses terhadap nilai nilai budaya bangsa sendiri, dan apabila budaya luar mendominasi dalam perilaku budaya bangsa Indonesia, maka eksistensi budaya bangsa akan hilang tak berbekas, dan memunculkan disparitas baru yang semakin hari semakin mengkhawatirkan," ungkap Usep.

Captain Marcellus Hakeng Jayawibawa anggota IKAL Jawa Barat berpandangan, keuntungan dari globalisasi bagi Indonesia meliputi, pertama pertumbuhan ekonomi. Globalisasi membuka peluang pasar dan investasi baru yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keuntungan kedua, peningkatan teknologi. Akses ke teknologi terbaru dan peningkatan pengetahuan melalui hubungan dengan negara-negara lain dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.

"Keuntungan ketiga dari globalisasi adalah diversifikasi ekspor. Globalisasi membuka peluang untuk mengekspor produk Indonesia ke pasar-pasar baru dan meningkatkan pendapatan negara," tegas Marcellus yang merupakan perwakilan dari Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC).

Namun demikian, sambungnya, ada beberapa kerugian dari globalisasi bagi Indonesia, pertama, persaingan yang ketat. Globalisasi meningkatkan persaingan yang ketat bagi produsen Indonesia, terutama dengan produsen dari negara-negara maju yang memiliki teknologi dan sumber daya lebih baik.

Kedua, keluarnya modal dan tenaga kerja. Globalisasi dapat mengarah pada perpindahan modal dan tenaga kerja ke negara-negara lain, yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia dan memperburuk kondisi lapangan kerja.

Ketiga dari globalisasi adalah terpuruknya sektor tradisional. Globalisasi dapat mengurangi permintaan untuk produk tradisional Indonesia dan mempengaruhi keberlangsungan sektor-sektor seperti industri tekstil dan kerajinan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top