Pameran Seni Alumni FHUI Peringati 100 Tahun Pendidikan Hukum
Kegiatan Pameran Seni Alumni FHUI Art Collector's Show, di Kebayoran Baru, Jakarta.
Foto: ANTARA/HO-Ikatan Alumni FHUIJAKARTA - Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) menggelar pameran kesenian dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan 100 Tahun Pendidikan Hukum di Indonesia.
Kegiatan yang bernama Alumni FHUI Art Collector's Show tersebut digelar selama beberapa hari, sejak 25-30 Oktober 2024 di D'Gallerie, Kebayoran Baru, Jakarta.
"Karya-karya yang dipamerkan di sini mencerminkan tidak hanya minat estetika, tetapi juga hubungan mendalam antara kolektor dan karya seni," kata Dekan FHUI Parulian Paidi Aritonang melalui keterangan di Jakarta, Minggu.
Parulian mengatakan pameran ini tidak ditujukan untuk tujuan komersial, tapi untuk memberikan apresiasi yang murni terhadap karya seni dan memperlihatkan ragam karya yang menjadi objek koleksi mereka.
"Pameran ini adalah kegiatan pro bono (gratis) yang menampilkan karya-karya koleksi alumni FHUI, yang berbicara tentang nilai-nilai, pengalaman hidup, serta aspirasi para kolektornya," ujarnya.
Menurut Parulian, kegiatan ini juga menjadi wadah silaturahmi bagi para pecinta karya seni di Indonesia.
Ia menilai proses mengoleksi karya seni adalah sebuah proses yang kaya akan makna, bukan sekadar akumulasi benda.
Melalui koleksi, sambungnya, para kolektor berupaya menciptakan keteraturan, menemukan hubungan antar-objek, dan membangun narasi yang membantu memahami dunia.
"Karya-karya yang dipamerkan di sini mencerminkan tidak hanya minat estetika, tetapi juga hubungan mendalam antara kolektor dan karya seni," ujarnya.
Diketahui, gelaran tersebut melibatkan sebanyak 23 kolektor karya seni, dan memamerkan sejumlah 30 karya seni dua dimensi dan tiga dimensi. Salah satu di antaranya yakni karya lukisan "Bunga Sepatu" yang dimiliki oleh Wakil Ketua MPR RI Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno.
Pria yang akrab diketahui Eddy Soeparno itu menjelaskan lukisan "Bunga Sepatu" yang dipamerkan dalam kegiatan ini merupakan karya pelukis sekaligus kurator legendaris, Dullah yang dibuat pada tahun 1919, dan diwariskan oleh orang tuanya.
"Seni bisa dipelajari dan ada dalam diri kita dan kita bisa mengembangkannya," tutur Eddy Soeparno. Ant
- Baca Juga: Banjir Kabupaten Bandung
- Baca Juga: Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis untuk Anak di Indonesia
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau
- KKP Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru dengan Singapura
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat
- IBW 2024, Ajang Eksplorasi Teknologi Blockchain Kembali Digelar
- Desa Energi Berdikari Pertamina di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi