
Pameran Jaring Hantu, Bangkitkan Kesadaran Indonesia-Australia Terkait Sampah Laut
Foto: AFP/Noel CelisJAKARTA - Kedutaan Besar Australia di Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jakarta berupaya membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di laut melalui pameran ghost net atau jaring hantu.
Pameran yang bertajuk “Ghost Nets, Awakening The Drifting Giants” menampilkan 18 karya seni tenun tangan berupa kawanan ikan, penyu laut, dan pari manta yang terbuat dari limbah pukat ikan yang dipamerkan di Museum Bahari, Jakarta Utara.
“Melalui karya seni yang menyoroti sampah laut khususnya ghost nets, jaring laut yang hilang, terbengkalai atau dibuang, kita diingatkan akan dampaknya yang merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut,” kata Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno saat membuka pameran di Museum Bahari, Jakarta, Kamis (20/3).
Wagub Rano Karno menuturkan, Jakarta sebagai kota pesisir, menghadapi berbagai tantangan lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem laut.
Kendati Jakarta sudah belajar cara mengatasi sampah di sungai, waduk, hingga bendungan, Rano menilai Jakarta perlu belajar cara menanggulangi masalah sampah di laut dengan Australia sebagai benua yang punya pengalaman di bidang kelautan.
Oleh karena itu, lanjutnya, perhatian dan kolaborasi semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam sebagai warisan bersama.
“Saya berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang menarik, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan,melestarikan ekosistem laut dan pesisir, serta mengatasi perubahan iklim demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ucapnya.
Hadir pada pembukaan pameran, Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, mengatakan nama ghost net atau jaring hantu diambil dari banyaknya peralatan penangkapan ikan termasuk jaring yang terbuang di laut dunia yang mencapai 640 ribu ton per tahun.
Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (kiri) bersama Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia Gita Kamath (dua kiri) saat melihat pameran “Ghost Nets, Awakening The Drifting Giants” di Museum Bahari, Jakarta, Kamis (20/3). ANTARA/Kuntum Riswan
“Jaring liar, yang seringkali dianggap sampah atau limbah, telah diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi dapat mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai,” ucapnya.
Kamath berharap pameran yang berlangsung hingga 31 Agustus tersebut dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan untuk terus mencari cara-cara kreatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Ant
Berita Trending
- 1 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 2 Kemenhut bantah pembatasan drone terkait temuan ladang ganja di TNBTS
- 3 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 4 BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Menyalurkan Santunan Rp3,3 Miliar
- 5 Menbud: Sinema Berperan Sebagai Alat Literasi Sejarah
Berita Terkini
-
Demi Keselamatan, Menhub Imbau Masyarakat Tak Pakai Motor Saat Mudik
-
Terminal Lebak Bulus Lakukan Pemeriksaan Bus Jelang Arus mudik
-
Demi Mudik Aman, Nyaman, dan Lancar, Kemenhub Dirikan Posko Pusat Angkutan Lebaran 2025
-
Listrik Mikrohidro Bawa Dampak Positif bagi Perekonomian Desa Sungkung
-
Menhub Resmikan Posko Pusat Angkutan Lebaran 2025