Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 08 Nov 2024, 17:10 WIB

PAFI Ungkap Penyebab Utama Susah Buang Air Besar dan Cara Tepat Mengatasinya

Foto: Freepik/EyeEm

Sulit buang besar pasti pernah dirasakan oleh semua orang, rasa yang tidak nyaman pada perut terasa sembelit ini dapat mengganggu kesehatan serta aktivitas sehari-hari. Kondisi ini terjadi ketika frekuensi buang air besar (BAB) berkurang. Sebenarnya, frekuensi BAB pada setiap orang bisa berbeda-beda, sehingga tidak ada patokan mengenai berapa kali normalnya buang air besar dalam sehari atau seminggu.

Salah satu cabang organisasi kesehatan yaitu Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Kulon Progo  pafikulonprogo.org mengungkapkan bahwa sembelit, atau yang dalam istilah medis disebut konstipasi, adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam buang air besar (BAB). Hal ini umumnya ditandai dengan frekuensi BAB yang berkurang, di mana seseorang tidak buang air besar lebih dari tiga kali dalam seminggu. Sembelit dapat menyebabkan tinja menjadi kering dan keras, sehingga sulit dikeluarkan dari tubuh. Menurut PAFI, sembelit atau sulit buang air besar dapat diatasi dengan berbagai cara, namun penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab utama terjadinya sembelit serta penanganan yang tepat untuk mengatasinya.

Apa penyebab utama terjadinya sulit buang air besar?

Sulit buang air besar dapat terjadi pada orang dewasa, remaja hingga anak-anak. Penting bagi Anda sebagai orang tua memahami faktor utama terjadinya sulit buang air besar bagi Anak. Bagi orang dewasa, sulit buang air besar atau sembelit dapat mengganggu aktivitas terutama pekerjaan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab tersebut:

1. Pola makan yang tidak sehat

Asupan serat yang rendah dari makanan seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Selain itu jika Anda kurang minum air putih dapat menyebabkan usus menyerap lebih banyak air dari tinja, menjadikannya kering dan keras. Penting buat Anda juga mengurangi makanan tinggi lemak dan rendah serat, seperti daging merah dan produk olahan susu, serta cokelat, dapat memperburuk sembelit.

2. Gaya hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang kurang aktif, seperti duduk terlalu lama atau tidak berolahraga, dapat memperlambat pergerakan usus.

3. Gangguan medis dan faktor usia

Sembelit kronis bisa menjadi gejala dari kondisi medis lain seperti hipotiroidisme, diabetes, atau gangguan pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS). Selain itu, kerusakan saraf yang mempengaruhi fungsi rektum dapat mengganggu kemampuan untuk buang air besar dengan efektif. 

Jika dilihat dari umur, orang yang berusia di atas 65 tahun cenderung mengalami sembelit lebih sering karena metabolisme tubuh yang melambat. Bagi wanita sering mengalami sembelit terkait dengan perubahan hormonal selama menstruasi, kehamilan, atau setelah melahirkan.

Apa saja rekomendasi obat untuk melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit?

Untuk mengatasi buang air besar, ada berbagai pilihan obat yang efektif untuk digunakan. Berikut adalah beberapa rekomendasinya:

1. Obat Dulcolax Tablet

Dulcolax adalah obat untuk mengatasi sembelit. Obat ini dapat merangsang kontraksi usus besar, bekerja dalam 6-12 jam. Dulcolax juga tersedia untuk anak-anak. Obat ini dapat didapatkan di apotek terdekat.

2. Lactulax Sirup

Lactulax sirup adalah obat untuk mengatasi sembelit dengan melunakkan tinja. Cara kerja obat ini dengan menarik cairan ke dalam usus untuk mempermudah pengeluaran tinja. Dosis penggunaan obat ini yaitu 15-45 ml untuk dewasa, 5-15 ml untuk anak-anak, sekali sehari.

Sembelit atau sulit buang air besar dapat diatasi dengan berbagai upaya sederhana dan penanganan yang tepat. Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut atau pemeriksaan medis yang lebih mendalam jika tidak kunjung membaik.

(IKN)

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.