Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemandirian Nasional | Pemkot Pangkalpinang Galakkan Program Rabu Tanpa Makan Beras

Optimalkan Sumber Pangan Lokal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pangan lokal seperti umbi-umbian dapat menjadi solusi untuk mencapai ketahanan pangan nasional terutama saat terjadi kekeringan akibat El Nino.

JAKARTA - Realisasi kemandirian pangan nasional perlu dilakukan bukan hanya di tingkat hulu, melainkan juga di sisi hilir. Selain memacu produktivitas, diversifikasi tanaman pangan lokal perlu terus didorong untuk mengurangi kebergantungan terhadap konsumsi nasi.

"Pangan lokal yang ada di sekitar harus didorong untuk menopang ketahanan pangan nasional. Apalagi sumber pangan lokal kita cukup banyak tersedia," kata Dosen dan Peneliti Pangan di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Angga Dwiartama, pada diskusi virtual, Kamis (12/10).

Angga menambahkan, dampak El-Nino terhadap sentra produksi pangan yang saat ini berpusat di Pulau Jawa, Sumatera, Lampung, dan Sulawesi Selatan. "Kurangnya lahan produksi serta minimnya akses masyarakat terhadap lahan menjadi salah satu faktor yang memperburuk dampak El Nino terhadap turunnya produksi pangan," katanya.

Karena akses terhadap lahan terbatas, lanjut dia, akhirnya kelompok masyarakat cenderung menerapkan sistem pertanian intensif monokultur, seperti menanam padi yang memiliki nilai ekonomi. Masalahnya, pertanian padi sangat bergantung dengan ketersediaan air sehingga, di masa kekeringan akibat El Nino dengan tingkat risiko gagal panen tinggi menyebabkan tingkat kerentanan petani juga makin meningkat.

Senada, Nugroho Hasan, CEO Kans.id, Konsultan Pemberdayaan Masyarakat dan Pertanian Berkelanjutan mengatakan El Nino menyebabkan penurunan produksi pangan. Meskipun produktivitas hasil produksi padi di Jawa Tengah secara umum masih cukup baik di daerah Boyolali dan Klaten, namun efek dari El Nino menyebabkan hasil produksi turun menjadi hanya 5-6 ton per hektare dari angka rata-rata 7-8 ton per hektare. Dampak lainnya, ada kenaikan pada harga Gabah Kering Panen (GKP).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top