Ombudsman Duga Beras SPHP Disalahgunakan
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Ombudsman RI memiliki sejumlah dugaan soal harga beras masih mahal meski Bulog sudah menggelontorkan ratusan ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Salah satu dugaannya adalah kemungkinan adanya penyalahgunaan beras SPHP yang seharusnya dijual kepada masyarakat kurang mampu, tetapi malah dikemas ulang sebagai beras komersial dan dijual tak sesuai instruksi pemerintah.
"Karena kami tidak pernah mengawasi (harga beras) di pasar, di ritel, di konsumen itu seperti apa," kata anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, saat melakukan inspeksi, di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Jumat pekan lalu.
Dia menambahkan perlu dilakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah beras SPHP benar-benar didistribusikan tepat sasaran.
Beras SPHP merupakan program pemerintah yang digulirkan melalui Perum Bulog sejak 2023 untuk menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran dan menekan kenaikan harga beras agar terjangkau bagi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
Beras SPHP berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog, dan dikemas dalam bentuk kemasan curah 5 kg. Harganya cenderung lebih murah dibandingkan beras-beras jenis lain di pasaran.
Dugaan kedua mengapa harga beras hingga saat ini masih belum turun, kata Yeka, adalah kemungkinan adanya gangguan produksi beras dalam negeri.
"Produksi yang bermasalah atau memang ada penyelewengan di dalam penyaluran beras SPHP," ujar dia pula.
Yeka juga menyoroti kemasan karung beras Bulog SPHP yang ternyata sama persis, seperti beras komersial, padahal kualitas kedua beras tersebut tidak jauh berbeda.
Hal itu dia temukan saat melakukan inspeksi ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat (15/3). "Tadi kelihatan karung beras SPHP dan beras komersial tak jauh beda, jadi ini saran buat Bulog ya agar kemasannya dibedakan," kata dia.
Di pasar tersebut, dia menemukan beras SPHP dijual dengan harga 519 ribu rupiah per 50 kilogram (kg), sedangkan beras komersial Bulog dijual dengan harga 620 ribu rupiah per 50 kg.
Sementara itu, perwakilan dari Bulog Kanwil Jakarta Banten, Rizky Puspitasari, mengatakan hal tersebut memang merupakan niat dasar dari pemerintah untuk memberikan beras dengan kualitas terbaik kepada masyarakat.
"Sehingga memang penugasan beras SPHP yang impor 5 persen itu kualitasnya sama," ucap Rizky.
Harga Beragam
Menurut catatan Badan Pangan Nasional, beras SPHP pada 2024 dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk curah dan kemasan 5 kg dengan harga yang beragam.
- Baca Juga: Fokus Pasar Masih Tertuju ke Ekonomi AS, Ini Prediksi IHSG
- Baca Juga: Harga Sayur Turun
Badan Pangan Nasional mengatakan rencana penyaluran beras SPHP sepanjang 2024 diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. Upaya ini dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta mengendalikan inflasi.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD