Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberdayaan Masyarakat l Gerakan OK OCE Masih Swadaya

OK OCE Mart Tutup Karena Kalah Bersaing

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Provinsi akan menyiapkan beberapa penyesuaian agar kegiatan OK OCE terus bertahan dan lancar.

JAKARTA - One Kecamatan One Center of Entrepreneurship (OK OCE) Mart yang digagas oleh Sandiaga Uno saat menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini mengalami penurunan. Sejumlah gerai OK OCE Mart mulai tutup, karena tidak mampu bersaing.

Menurut bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno beberapa OK OCE Mart tutup, karena kondisi bisnis dan ekonomi saat ini sedang stagnan."Tergantung lokasinya, ada OK OCE Mart yang bisa terus berjalan, ada yang harus ditutup karena omzetnya turun secara drastis dan pengelolaannya belum bisa menghadirkan satu terobosan untuk omzet mereka," ujar Sandi. di Jalan Cipinang Muara, Jakarta Timur, Minggu (2/9)

Meski begitu, Sandi mengklaim jika masih banyak orang yang ingin membuka gerai OK OCE Mart di beberapa tempat. Namun, ia menahannya karena ekonomi Indonesia disebut sedang tidak bagus "Saya bilang tunggu dulu nih, keadaan ekonomi lagi kayak gini nih. Kita pastikan dulu, jangan terburu-buru, karena kalau kita buka tanpa Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat, tanpa pengenalan pasar yang kuat, kita bersaing dengan toko sebelah itu harus jadi perhatian kita ke depan," paparnya.

Menurut Sandi, dalam berbisnis pasti ada pasang surutnya. Ia pun berharap adanya gerai OK OCE Mart yang tutup tidak membuat masyarakat lain menjadi paranoid "Jangan sampai satu atau dua yang ditutup menyurutkan minat buat masyarakat untuk aktif dalam kegiatan ekonomi yang membuka lapangan kerja," katanya.

Swadaya Sendiri

Terkait dengan jumlah anggota OK OC , Ketua Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) Faransyah Jaya memastikan, jumlah anggota OK OCE adalah 50.000

"Saat ini, anggota OK OCE Mart telah melampuai 50 ribu orang yang mendaftar. Dari Jakarta untuk Indonesia. Sebenarnya, PGO itu masih swadaya, baik biaya operasional, sistem/web dan kebanyakan lainnya," kata Faransyah,

Menurut Faransyah selama ini, anggota OK OCE berjalan secara swadaya. Diakuinya, program OK OCE yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI hanya program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. "Kalau program, memang dijalankan oleh SKPD, kalau PGO OK OCE-nya yang sementara ini tetap swadaya," ujar Faransyah

Selama ini, akunya, PGO hanya menjalankan tugas-tugas pendampingan, layaknya konsultan kewirausahaan yang tidak dibayar alias gratisan. Meski demikian, ungkapnya, PGO mampu melampaui target penyerapan tenaga kerja hingga 40 ribu anggota OK OCE per tahun.

Dia tidak memungkiri, banyak SKPD yang turut membantu lancarnya kegiatan OK OCE. Meski berbasis gerakan, kegiatan OK OCE pun tetap membutuhkan dana tak sedikit. Dana inilah yang dibantu SKPD terkait sesuai dengan Tupoksinya masing-masing. "(Biaya yang paling besar) dibutuhkan antara lain untuk ruangan OK OCE di setiap kecamatan, empat pendamping per kecamatan, biaya operasional mereka, dan pelatihan untuk anggota OK OCE," tegasnya.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan enggan menyebutkan OK OCE didanai oleh APBD. Namun, pihaknya akan menyiapkan beberapa penyesuaian agar kegiatan OK OCE itu berjalan lancar dan sukses.

Meski demikian, jelasnya, OK OCE merupakan sebuah gerakan yang muncul dari kalangan masyarakat. Sehingga, ungkapnya, pendanaan melalui APBD hanya bersifat membantu mendorong gerakan itu. "Semangat awalnya bukan apbd, ada kegiatan kita yang bisa didanai APBD tapi jangan sampai semangat gerakan itu menjadi program. Kalau nanti jadi program apa bedanya dengan gerakan yang lain," ucapnya.

pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top