Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dana Masyarakat - Perbankan Mesti Memperkaya Jenis Instrumen

Obligasi Ritel Diharapkan Tarik Dana WNI di Luar Negeri

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Destry Damayanti, mengatakan penerbitan SBN ritel memang memunculkan persaingan memperebutkan likuiditas antara pemerintah dan perbankan. Akan tetapi, menurut dia, persaingan itu tidak terlalu tajam karena outstanding dari obligasi ritel secara keseluruhan masih relatif kecil, yakni sekitar 60 triliun rupiah.

"Jadi, kalau dibandingkan dengan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang sudah mencapai level 5.000 triliun rupiah itu, maka perbandingannya bisa dikatakan masih sangat kecil," papar dia, di Jakarta, Selasa (23/10).

Meski demikian, Destry menilai potensi dana masyarakat Indonesia sebenarnya sangat tinggi. Namun, hingga saat ini masih ada kecenderungan WNI untuk menempatkan dana di luar negeri. Tantangannya adalah, bagaimana menarik uang-uang tersebut ke Indonesia dan digunakan untuk membeli obligasi ritel.

"Dalam jangka pendek, saya merasa memang ada persaingan merebut dana masyarakat. Tapi dalam jangka panjang enggak, karena pasarnya punya segmen sendiri-sendiri," jelas dia. Oleh karena itu, Destry berpendapat saat ini fenomena crowding out belum terlalu nyata. "Tapi ke depan, yang jadi PR adalah bagaimana menarik dana WNI yang ada di luar. Makanya, instrumen di bank pun harus diperkaya," imbuh dia.

Nilai emisi SBN Ritel sampai Oktober tahun ini mencapai 27,68 triliun rupiah. Jika ditelaah lebih mendalam, data OJK menunjukkan fenomena tergerusnya deposito di bank kecil dan menengah sejak awal tahun. Penurunan jumlah deposito di bank Buku II mencapai 23,9 triliun rupiah dibandingkan posisi 2017 hampir mendekati jumlah dana yang diserap pemerintah melalui obligasi ritel.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top