Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Oase Kepemimpinan Zaman Sekarang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Yesus Pemimpin

Penulis : AM Mangunhardjana SJ

Penerbit : Obor

Cetakan : Juli 2018

Tebal : 247 halaman

ISBN : 978-979- 565-823-8

Saat ini banyak pemimpin mengoleksi ribuan hektare tanah dan miliaran rupiah untuk diri sendiri. Mereka tak acuh pada nasib rakyat. Kisah kepemimpinan Yesus dalam buku ini menjadi oase untuk direnungi. Dia memimpin untuk memenuhi harapan masyarakat-Nya. Yesus menjadi pemimpin dengan tujuan, gaya, dan cara luar biasa yang layak diteladani.

Yesus membuat persiapan jangka panjang selama sekitar 30 tahun di kota kediaman-Nya, Nazareth. Dia tumbuh besar dan menjadi kuat penuh hikmah dan kasih karunia Allah. Dia mempelajari beragam masalah seperti alam, perubahan cuaca, pertanda musim, pertanian, perikanan, peternakan, hidup keluarga, dan ekonomi. Kemudian, cara bersikap yang baik terhadap orang lain, kerajaan, dan tentang Allah (hlm 30).

Visi Yesus sebagai pemimpin adalah Kerajaan Allah. Ia tidak merujuk pada daerah atau wilayah geografis kekuasaan kerajaan Allah seperti dalam istilah Kerajaan Majapahit atau Mataram. Kerajaan Allah berpedoman pada kebenaran, memancarkan kesucian, rahmat yang berlimpah, keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.

Sedangkan misi Yesus adalah mendatangkan Kerajaan Allah melalui sabda dan kerja. Sabda-Nya disampaikan dalam khotbah, perumpamaan, dialog, uraian, dan komentar atas peristiwa. Untuk mendukung sabda-Nya agar tidak hanya indah, tetapi tak berisi, Dia berbuat banyak aksi nyata. Ini untuk menunjukkan, dengan kedatangan diri-Nya, Kerajaan Allah hadir (hlm 37).

Dalam bekerja, Yesus didampingi dan dibantu 12 rasul dan puluhan murid. Dia berorientasi secara seimbang pada tugas dan orang-orang. Orientasi pada tugas tampak pada kerja-Nya. Dia menetapkan kesibukan kerja, mewujudkan visi, melaksanakan misi, dan mencapai tujuan hidup. Di tengah-tengah kesibukan kerja, Dia tetap memperhatikan orang-orang yang dipimpin-Nya baik secara pribadi maupun kelompok.

Jika ada konflik antara orientasi pada manusia atau tugas, Yesus lebih mengutamakan manusia. Suatu ketika, Dia dan murid-murid makan bersama orang-orang berdosa. Melihat itu, ahli Taurat dan kaum Farisi bertanya, mengapa Yesus makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang-orang berdosa," jawab- Nya (hlm 84).

Buku ini mengungkap, sebagai pemimpin, Yesus memiliki kepercayaan diri tinggi. Dia juga pemimpin yang bergairah dalam bekerja dan berani. Saat orang-orang Nazareth menghalau-Nya keluar kota dan membawa ke tebing gunung untuk melemparkan- Nya, dengan berani Dia berjalan lewat tengah-tengah mereka. Keberanian- Nya juga ditunjukkan ketika membela martabat manusia yang dikorbankan untuk sesuatu yang lain.

Dia juga pemimpin yang tulus sehingga tak pernah menggaya-gayakan penampilan-Nya dan merekayasa perilaku-Nya demi pencitraan. Prinsipnya jelas. "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya. Jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat (Mat 5:37)." Dia juga tidak mencari kemuliaan untuk sendiri dan tidak gila hormat. Walaupun Yesus mampu membuat mukjizat, tidak pernah menggunakannya secara salah. Kepada orang yang tidak percaya kepada-Nya, Dia tidak menggunakan kekuasaan-Nya untuk memaksa (hlm 115).

Dia juga pemimpin yang bertanggung jawab atas kebaikan, selamatan, dan kesejahteraan pengikut. Dia dan murid-murid pernah naik perahu di danau. Angin ribut mengamuk, sehingga perahu ditembus gelombang. Para murid ketakutan dan berteriak minta tolong. Yesus yang sedang tidur di buritan langsung bangun dan bertindak dengan menggertak angin, sehingga danau tenang kembali.

Diresensi Muhammad Aminulloh, Alumnus STAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top