Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 02 Jan 2024, 15:25 WIB

Nyeri Pasca-operasi Hernia Lebih Ringan dengan Metode Operasi Minimal Invasif

Dokter spesialis bedah di RS Royal Progress dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS sedang melakukan operasi hernia dengan metode minimal invasif.

Foto: istimewa

JAKARTA - Hernia atau yang dikenal dengan sebutan turun berok merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Menurut data World Health Organization pada 2017, terdapat sekitar 350 per 1000 populasi penderita Hernia dengan gejala berbeda-beda.

Hernia disebabkan adanya kelemahan otot sehingga menimbulkan tonjolan yang umumnya berada di sekitar perut atau selangkangan. Namun terdapat penyebab lainnya seperti gangguan paru obstruktif kronik atau batuk kronis, kerusakan akibat cedera atau pembedahan dan segala sesuatu yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen.

Dokter spesialis bedah di RSRoyalProgressdr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS menerangkan, hernia seringkali dianggap penyakit yang biasa terjadi pada laki-laki berumur 50 tahun. Namun demikian tetap ada beberapa hal yang harus diwaspadai sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut.

"Hernia yang menetap dapat menyebabkan jepitan pada isi kantung Hernia seperti usus, lemak usus dan dapat memicu nyeri hebat, kematian jaringan usus sampai kebocoran usus atau sampai dengan kematian," katanya melalui siaran pers, Selasa (2/1).

Tanda keadaan darurat pada hernia akibat benjolan menetap baik pada posisi tidur dan membesar saat berdiri atau duduk, nyeri kemerahan disertai mual, muntah, dan demam. Jika pasien dalam keadaan seperti ini, hindari menunda konsultasi ke dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Ia menyarankan jangan menunda konsultasi ke dokter untuk mencegah hal tersebut terjadi. Pada era modern ini, laparoskopi atau tindakan minimal invasif menjadi salah satu solusi pengobatan hernia yang menjadi favorit masyarakat karena luka sayatan yang lebih minim dan nyeri yang lebih ringan dan dapat menempatkan mesh jaringan yang lebih besar.

Operasi hernia sendiri bertujuan untuk memperkuat dinding abdomen agar dapat mencegah benjolan hernia tidak kembali menonjol. Umumnya dalam operasi ini tim dokter menggunakan alat yang disebut MESH untuk menutup hernia dan menguatkan dinding abdomen yang lemah.

Alat MESH terbuat dari bahan polimer sintetis yang tidak berbahaya. Dalam proses pembuatannya telah melewati berbagai tahap uji klinis, sehingga tidak akan menyebabkan reaksi penolakan oleh tubuh pasien.

"Metode operasi minimal invasif dapat direkomendasikan bagi pasien yang menginginkan pembedahan minim sayatan. Dengan metode pembedahan minimal invasif, pasien hanya mendapatkan luka operasi kecil berkisar 0,5 - 1,5 cm dengan masa pemulihan lebih cepat serta minim rasa sakit. Jadi setelah operasi hernia dilakukan dan tidak ada keluhan, pasien dapat langsung diizinkan pulang," kata dokter Ika.

Ia mengatakan, Rumah Sakit Royal Progress, sebagai salah satu rumah sakit unggulan di Sunter, Jakarta Utara, menyediakan solusi pengobatan hernia melalui dua opsi metode operasi, yaitu operasi terbuka dan laparoskopi (minimal invasif). Kedua metode ini memiliki keunggulan tersendiri dan dapat digunakan sesuai gejala dan kebutuhan pasien.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.