Nyamuk Wolbachia Resmi Diluncurkan
Pelepasan nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia -- Petugas memberikan sosialisasi kepada warga tentang jentik nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia sebelum dimasukkan ke dalam ember di Kembangan, Jakarta, Jumat (4/10). Pemprov DKI Jakarta melepas nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia guna menguatkan program pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut.
Foto: ANTARA/Rivan Awal LinggaJAKARTA - Untuk menekan demam berdarah dengue (DBD), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta resmi meluncurkan nyamuk bervirus Wolbachia. Pelepasan nyamuk Wolbachia dilakukan di Taman Agro Eduwisata, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (4/10).
Cara "memerangi" ketika terjadi nyamuk Jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina: telur tidak menetas. Nyamuk jantan kawin dengan betina ber-Wolbachia: telur menetas ber-Wolbachia.
Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, mengatakan rangkaian penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia sudah dimulai sejak Jakbar dinyatakan sebagai salah satu lokasi penerapan program tersebut. "Rangkaian kesiapan pelaksanaan penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia, di Jakbar sudah lama dimulai, begitu kita ditunjuk," ujar Uus.
Jakbar ditunjuk sebagai salah satu lokasi implementasi program Wolbachia. Ini berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Proyek Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD.
Uus menjelaskan, Jakarta Barat terpilih sebagai salah satu dari lima kota. Empat kota lain adalah Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang. Ini menjadi program Kementerian Kesehatan.
Untuk mendukung kelancaran program, Pemkot Jakbar juga telah melatih para kader Juru Pemantau Jentik (Jumatik) agar dapat membantu pemahaman warga terhadap program tersebut. Sosialisasi dan edukasi pun dilakukan secara masif di seluruh Jakarta Barat. Ada berbagai metode seperti tatap muka, media sosial, webinar, pemberian leaflet, serta melalui kanal informasi lainnya.
Uus menambahkan, Jakbar juga mendata Orang Tua Asuh (OTA) yang bersedia dititipi ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia. Hingga kini, jumlah OTA Kembangan Utara ada 1.185 orang. Mereka anggota masyarakat yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember-ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia.
Lebih lanjut, Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk ber-Wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada tahun lalu. Tingkat insidennya (incidence rate) 54,1 per 100.000 penduduk.
"Kecamatan Kembangan memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Masyarakatnya dikenal guyub bergotong royong. Secara prinsip warga menerima dengan baik pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia," tambah Uus.
Dia juga memaparkan, peningkatan kasus DBD Jakarta Barat tahun ini telah terjadi mulai Februari dan mencapai puncaknya April dengan 799 kasus. Maret sampai Juni, jumlah kasus berada di atas nilai maksimal lima tahun terakhir. Selanjutnya, kasus mulai menurun Juli dan. Bulan September tercatat sebanyak 73 kasus.
Dalam kesempatan sama, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Yudhi Pramono, menargetkan 60 persen telur nyamuk berwolbachia menetas. Mereka akan mengurangi jumlah nyamuk Aedes aegpty yang menyebarkan DBD.
"Untuk Wolbachia ini ada targetnya. Paling tidak targetnya 60 persen telur menetas. Dengan begitu, mereka diharapkan nanti memberikan dampak penurunan kasus DBD Jakarta Barat," tambah Yudhi.
Pada umumnya, nyamuk dapat terbang sejauh 100 meter. Namun apabila tertiup angin, maka jarak terbang nyamuk dapat lebih jauh. Dengan demikian, diharapkan penyebaran nyamuk ber-wolbachia akan semakin meluas.
Sementara itu, untuk penurunan DBD Jakarta Barat, Yudhi juga berharap angka kasusnya bisa menurun menjadi 10 per 100.000 penduduk. Kemenkes memastikan metode nyamuk ber-Wolbachia akan terus dievaluasi dan berlanjut penyebarannya di kota-kota lain.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 3 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 4 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Makin Canggih, TNI AL Uji Fungsi "Drone VTOL" di Atas KRI Semarang-594
- Antisipasi Kecelakaan, Polri Siapkan Tiga Ambulans Udara Selama Nataru
- Kabar Gembira, DPRD dan Pemprov DKI Sepakat Aktifkan Kembali 105 Ribu Penerima KJP Plus
- Tingkatkan Kunjungan Wisman, Kemenpar Promosikan Bromo dan Borobudur pada Wisatawan Asal Taiwan
- Ini yang segera Diterbangkan, Pemerintah Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa di Vanuatu