Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 23 Des 2024, 03:55 WIB

Wali Kota Depok Terpilih Diminta Tingkatkan Partisipasi Ormas dalam Membangun

Praktisi Public Privat Partnership Zubair Halim.

Foto: ANTARA/dok pribadi

DEPOK – Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok terpilih Supian Suri-Chandra Rahmansyah diminta meningkatkan partisipasi ormas dalam menjalankan pembangunan di Kota Depok.

Praktisi Public Privat Partnership, Zubair Halim, di Depok, Minggu, mengatakan nanti dalam menjalankan kebijakan pemerintah jangan hanya ASN saja yang menjalankannya.

Namun, juga dapat melibatkan semua organisasi massa dalam mendukung program Pemerintah Kota Depok, karena ormas memiliki massa sampai ke akar rumput yang akan memudahkan dalam ­pelaksanaannya.

“Kita tahu bagaimana Pemerintah Kota Depok sebagai pembuat kebijakan dan menjalankan programnya sendiri melalui ASN. Seharusnya bisa bermitra dalam menjalankan program tersebut bisa melibatkan partisipasi ormas,” kata Zubair yang juga Bendahara Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini, di Depok, Minggu (22/12).

Seperti dikutip dari Antara, menurut Zubair, bagi masyarakat dan ormas terdapat ruang terbuka dalam partisipasi penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 (UU ­Pemda).

“Tentu, partisipasi dalam melibatkan masyarakat dan ormas sangat penting, di antaranya sebagai sarana mengaspirasikan kebutuhannya sehingga proses pembentukan kebijakan lebih responsif,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana Pemerintah Depok bisa melibatkan Ormas dalam berbagai program, seperti dengan MUI, DMI, NU, Muhammadiyah, dan lainnya.

“Misalnya dalam pembangunan masjid Agung Kota Depok atau Islamic Center, tentu akan mudah jika proses sosialisasi dan koordinasinya bisa melibatkan DMI Depok dan MUI Depok, sehingga komunikasi ke masyarakat bisa lebih lancar, tidak seperti periode sebelumnya,” katanya.

Begitu juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, lanjutnya, yang selama ini adanya pelatihan-pelatihan produksi saja, padahal Pemerintah Kota Depok bisa melibatkan DMI Depok, Muhamadiyah dan NU, sehingga selain mereka mendapat keahlian juga diberikan akses pasar.

Pemberdayaan UMKM

Zubair juga menilai sosialisasi penanganan stunting, menurutnya Pemkot Depok bisa berkolaborasi dengan ibu-ibu di BKMM (Badan Koordinasi Majelis Taklim), karena mereka dapat mengakses ibu-ibu secara langsung tentu akan lebih tepat guna. Ia menambahkan, dalam penanganan sampah pemda juga dapat berkolaborasi dengan ormas kemasjidan maupun pesantren.

“Tentu, bagi yang masih memiliki lahan untuk gudang atau lahan terbuka, bisa dibuat bank sampah atau kalau lahan besar bisa dengan WTP (waste to protein). Lama-lama pembiayaan akan bisa mandiri sehingga dapat mengurangi beban APBD,” katanya.

Dia mengatakan seperti dalam program mencetak lima ribu pengusaha di Depok patut dipertanyakan. Sama halnya dengan pemberdayaan UMKM yang hanya membuat boks atau kios-kios yang akhirnya terbengkalai.

“Saat pelatihan pemberdayaan UMKM maka perlu adanya pendampingan mulai dari mengurus perizinan, laporan arus kas usahanya, sampai dengan pemasarannya. Bahkan, membuat partner dan ekosistem pasar yang bisa menjadi kekuatan ekonomi,” kata aktivis alumnus UI ini.

Ia berharap dengan melibatkan ormas bisa mewujudkan kebijakan pemerintah yang aspiratif dan berkualitas serta berpihak pada rakyat. Semua aspirasi dan perwakilan masyarakat bisa ikut terlibat dalam proses pembangunan Kota Depok yang lebih baik.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok mencatat berdasarkan tahun 2022 terdapat 333 ormas dan LSM. Dengan rincian 42 LSM dan 291 Ormas. Selain itu, terdapat yayasan dan perkumpulan dari ormas-ormas yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. ruf/and

Redaktur: andes

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.