Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanggulangan Banjir

Normalisasi Kali Angke dan Bangun Jalan Inspeksi

Foto : ANTARA/Rivan Awal Lingga

Pekerja menggunakan alat berat saat normalisasi Kali Angke, Jakarta Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisi D DPRD DKI Jakarta mendorong pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan proyek normalisasi dan pembuatan Jalan Inspeksi di Kali Angke, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Normalisasi penting untuk mengatasi banjir Kembangan. Demikian disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta, Syarif, Minggu (6/11).
"Pengerukan sedimentasi lumpur harusnya paling tidak dua tahun sekali. Ini dilakukan 5-6 tahun sekali. Jadi, sudah tebal lumpurnya," kata Syarif. Dia mengatakan sebaiknya pemerintah juga membuat Jalan Inspeksi untuk mempermudah alat berat keluar-masuk kali. Karena Jalan Inspeksi juga menjadi alternatif pengendara bermotor demi mengurai kemacetan.
"Idealnya setiap sungai yang lebarnya di atas 10 meter harus ada Jalan Inspeksi kiri dan kanan. Kalau tidak bisa kedua sisi, ya salah satu, di kiri atau kanan," ujarnya. Menurut Syarif, Jalan Inspeksi untuk merawat sungai supaya alat berat bisa menuver ke pinggir untuk pengerukan.
Kedua, bisa juga difungsikan untuk lalu lintas kendaraan. Selain itu, legislasi menyetuji alokasi anggaran penanggulangan banjir tahun depan mencapai 2,3 triliun. Karena anggara ini dinilai masih kurang, tapi kepada Pemprov DKI Jakarta diminta untuk memaksimal.
"Anggaran 2,3 triliun sebetulnya belum cukup, masih jauh. Yah, idealnya untuk pembebasan lahan-lahan saja bisa dua kali lipat. Belum lagi pembuatan embung atau polder sebagai penampung air saat hujan," tuturnya.
Syarif juga mendorong agar Pemerintah DKI mendapat kewenangan lebih untuk normalisasi beberapa dari 13 kali secara menyeluruh. Ditemui terpisah, salah seorang warga Puri Permata Media, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Sri Yanto (65), mengatakan sejak tiga tahun terakhir permukimannya diterjang banjir akibat luapan Kali Angke. Dia sejak tahun 1980-an bermukim di sana, sebelumnya tak pernah terendam banjir setinggi 50 sentimeter.
"Saya dulu di sini bebas banjir, tapi sekarang sering banjir kalau air Kali Angke meluap," ucap Sri. Menurut Sri, Kali Angke kerap meluap ketika hujan karena kapasitasnya mengecil.
"Kali Angke sudah banyak lumpur yang menggenang. Seharusnya dinormalisasi," ucapnya.
Sri mengaku lebar kali ini juga sudah menyusut. Dulu, luas Kali Angke memiliki lebar sekitar 30 meter, sekarang hanya belasan meter. "Di pinggiran kali juga begitu banyak lumpur yang sudah mengeras. Kalau hujan deras lapisan lumpur itu tertutup air," jelas Sri.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Yuli (60). Ia mendesak pemerintah segera membangun jalan inspeksi di pinggir Kali Angke tersebut. Sebab keberadaan ruas jalan bisa mengurai kemacetan sekitar Jalan Lingkar Luar Barat. Lebih lanjut, dikatakan Yuli, ruas jalan nantinya seperti di Kali Sunter maupun Kali Mookervart. Di sana, pemerintah daerah telah membangun Jalan Inspeksi hingga lebar 20 meter lebih untuk memudahkan para pengendara melintas.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top