Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nilai Hidup Universal dari Kisah-kisah Sederhana

Foto : istimewa

Benar-benar sejuk dan damai. Kami berada dalam satu bangunan suci, tetapi beribadah dengan cara masing-masing. Rasanya, saya berada dalam suatu tempat yang tidak terjangkau.

A   A   A   Pengaturan Font

"Justru dalam perbedaan itulah, saya menemukan arti diri. Saya dituntut menjadi berkat. Dalam perbedaan, asal ada hati terbuka, rasanya hilanglah sekat-sekat penghalang itu" (hlm 139). Demikian ungkap suster yang berkarya sebagai guru ini. Ia bersyukur karena masih diperkenankan memberi perhatian dan cinta kepada sesama. Tuhan masih menggunakannya untuk karya baik-Nya.

Kisah menarik lain, Suster Pengunjung Masjid Kampus. Isinya, mengenai Sr Andrea, sebagai biarawati Katolik, dengan pakaian khas jubah mencolok, masuk musholla ikut menikmati keteduhan di situ. Meski, awalnya ragu dan takut, dia menunggu teman-temannya yang muslim selesai salat. Selama menunggu, Suster turut menguntai doa sesuai keyakinannya. "Benar-benar sejuk dan damai. Kami berada dalam satu bangunan suci, tetapi beribadah dengan cara masing-masing. Rasanya, saya berada dalam suatu tempat yang tidak terjangkau," ujarnya (hlm.145).

Baca Juga :
Balap Motor Jalanan

"Seorang Sahabat dari Bugis" mengisahkan persahabatan Sr Andrea dengan seorang muslim yang tak asing dengan gereja. Awalnya dari sekadar mengantarkan teman, lalu ikut masuk dan duduk sampai misa kudus selesai. Sahabat yang sama-sama berasal dari Bugis itu mengaku senang memperoleh inspirasi dari khotbah para pastor dan informasi yang benar mengenai agama Katolik, ternyata berbeda dengan paham yang selama ini dia dengar.

Agar bisa saling memahami lalu menjadi toleran, perlu keberanian melangkah lebih jauh untuk masuk. Perbedaan tak bisa ditolak. Tak bisa dibuat jadi sama. Tak boleh pula jadi penghalang hubungan sosial antarmanusia. Di tengah kondisi negeri yang belakangan memprihatinkan karena sensitif bahkan menolak perbedaan, buku ini dapat menggugah pembaca untuk lebih dalam merenungkan arti keberagaman dan toleransi. n

Diresensi Anindita Arsanti, Alumna UPN Veteran Yogyakarta

Komentar

Komentar
()

Top