Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teritorial

Nelayan Tiongkok Diizinkan Masuki Laut Filipina

Foto : AFP/Noel CELIS

Rodrigo Duterte

A   A   A   Pengaturan Font

Duterte juga mengungkapkan bahwa selama pembicaraan bilateral pertama pada Oktober 2016 lalu, ia mengatakan kepada Xi bahwa Filipina akan melakukan kegiatan eksplorasi minyak di ZEE.

"Presiden Xi menanggapinya bahwa memang ada konflik di sana dan jika terjadi pertikaian maka tak akan ada yang menang dari semua hal itu. Jadi mengapa tidak kita jadi mitra?" papar Presiden Duterte.

Pertahankan Integritas

Dalam pidato kenegaraan dihadapan 2.000 anggota parlemen, diplomat dan pejabat pemerintahan, Duterte menyalahkan pemerintahan Filipina sebelumnya yang dipimpin Presiden Benigno Aquino III karena telah menyebabkan Filipina kehilangan wilayah di Kepulauan Spratly dan Panganiban (Mischief) Reef. Padahal Tiongkok, mengambil alih wilayah itu pada 1992-1998 saat Filipina dipimpin Presiden Fidel V Ramos.

Saat berpidato, Presiden Duterte juga berjanji untuk mempertahankan integritas dan teritorial nasional, tetapi dia bersikeras memandang Konvensi PBB tentang Hukum Laut (Unclos) dan putusan arbitrase yang dimenangkan oleh Filipina tiga tahun lalu, sebagai contoh pengakuan di mana negara lain diizinkan untuk memanfaatkan sumber daya yang ditemukan di ZEE negara bagian lain. Hal itu bertentangan dengan konstitusi Filipina yang secara tegas menyatakan bahwa wilayah ZEE dimanfaatkan hanya untuk kepentingan nelayan Filipina.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top