Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nelayan Diminta Tidak Tangkap Ikan Kakatua

Foto : ANTARA/Gecio Viana

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga.

A   A   A   Pengaturan Font

Labuan Bajo - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga mengimbau warga atau nelayan untuk tidak menangkap ikan Kakatua (parot fish) yang dinilai sangat penting bagi ekosistem laut di kawasan.

"Ikan ini memakan alga yang menghambat pertumbuhan terumbu karang dan juga memakan terumbu karang yang sudah mati," katanya di Labuan Bajo, Kamis.

Ia menambahkan ikan kakatua membantu kelestarian karang karena dapat mengendalikan alga sehingga terumbu karang lebih kuat bertahan hidup menghadapi perubahan suhu air, polusi, dan kondisi air yang keruh.

"Kalau pori-pori karang ditutup oleh alga atau lumut karangnya mati, rumah ikan juga pasti akan rusak," katanya.

Lebih lanjut ikan Kakatua juga akan mengeluarkan kotoran berupa pasir putih halus. Pantai berpasir putih dan populasi terumbu karang yang indah merupakan kontribusi ikan Kakatua.

Ia juga menjelaskan edukasi nelayan untuk tidak menangkap ikan Kakaktua telah disampaikan petugas saat nelayan melaporkan diri ke pos jaga BTNK untuk melaut.

Namun demikian, ia tidak menampik bahwa praktik penangkapan dan penjualan ikan Kakaktua masih dilakukan nelayan di Labuan Bajo.

Sehingga ia meminta kesadaran kolektif seluruh pihak dengan tidak saja menangkap ikan Kakatua, akan tetapi tidak membeli atau mengonsumsi ikan Kakaktua.

"Kalau tangkap ikan ini bisa lepas lagi ke laut, lalu jangan makan ikan Kakatua, harus ada kesadaran untuk jangan makan, jangan beli," katanya.

Pantauan pasar, masih terdapat praktik penjualan ikan Kakatua di Labuan Bajo seperti di Pasar Rakyat Batu Cermin dan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan Bajo.

Ikan Kakatua yang dijual tidak hanya ikan Kakatua yang masih segar, namun ikan Kakatua yang telah diawetkan dengan garam.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top