Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Russia | Pemimpin Oposisi Ditangkap Saat Tiba di Moskwa

Navalny Diajukan ke Meja Hijau

Foto : AFP/Instagram account @navalny

Alexei Navalny

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Pemimpin oposisi Russia, Alexei Navalny, pada Senin (18/1) mengecam persidangan secara tergesa terhadap dirinya, tak lama setelah ia ditangkap di bandara setibanya dari perjalanan pulang dari Jerman pada Minggu (17/1) malam.

"Perlakuan terhadap saya merupakan penghinaan terhadap keadilan," ucap Navalny.

Bersamaan dengan banjirnya hubungan telepon dari negara-negara Barat yang meminta agar Navalny segera dibebaskan, tokoh pengkritik utama Kremlin itu digiring ke pengadilan yang dibuat di sebuah kantor polisi di Khimki pinggiran Moskwa, tempat Navalny ditahan.

Polisi menangkap Navalny saat ia tiba di pos pemantauan perbatasan di Bandara Sheremetyevo di Moskwa. Navalny pulang ke tanah air setelah menetap cukup lama di Jerman setelah ia mengalami serangan racun saraf pada Agustus lalu.

Dalam tayangan rekaman video jalannya persidangan yang diposting oleh tim pendukung Navalny, pemimpin oposisi Russia itu mengatakan dirinya tak mengerti mengapa ada sesi pengadilan di kantor polisi dan mengapa tak ada yang memberitahunya atas persidangan ini.

"Saya telah melihat banyak penghinaan terhadap keadilan, tetapi rupanya (Presiden Vladimir) Putin sangat takut sehingga mereka secara terang-terangan merobek dan membuang UU kriminal Russia," kata Navalny. "Ini merupakan pelanggaran hukum tertinggi," imbuh dia.

Dalam rekaman video lainnya, Navalny juga meminta agar persidangan terhadap dirinya dihadiri secara terbuka oleh jurnalis lainnya. Permintaan Navalny ini diajukan setelah hanya media pro-Kremlin saja yang hadir.

"Saya menuntut prosedur hukum ini seterbuka mungkin, sehingga semua media memiliki kesempatan untuk mengamati keabsurdan yang luar biasa yang terjadi di sini," imbuh dia.

Dinas Lembaga Pemasyarakatan Russia (FSIN) mengatakan pada Minggu bahwa mereka harus menahan Navalny, 44 tahun, karena alasan tokoh oposisi itu telah melanggar syarat-syarat penundaan hukuman atas dakwaan penipuan yang dijatuhkan pada Navalny pada 2014.

Selain itu Navalny juga dihadapkan oleh dakwaan baru karena telah menyelewengkan dana donasi senilai lebih dari 4 juta dollar AS. Dakwaan baru ini muncul setelah para penyidik Russia melaksanakan penyelidikan pada pengujung tahun lalu.

Kampanye Antikorupsi

Nama Navalny mulai mencuat sejak satu dekade lalu karena Yayasan Antikorupsi yang didirikan olehnya, menerbitkan investigasi antikorupsi yang membeberkan gaya hidup mewah dari para elite di Russia. Navalny juga telah berulang kali memimpin gerakan protes besar-besaran yang menentang Putin.

Pada Agustus lalu, Navalny dievakuasi ke Jerman setelah ia secara tiba-tiba mengalami sakit dalam penerbangan dari Siberia. Pakar dari Barat mengatakan bahwa Navalny sakit karena telah mendapatkan serangan racun saraf Novichok.

Navalny menuding Putin telah memerintahkan peracunan terhadapnya.

Mendengar penangkapan terhadap Navalny, sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat, Uni Eropa (UE), Prancis dan Kanada, yang segera menyerukan pembebasan terhadap tokoh oposisi Russia itu.

"Otoritas Russia harus segera melepaskan Navalny dan menjamin keselamatannya," ucap ketua UE, Ursula von der Leyen.

Seruan pembebasan Navalny juga dilontarkan kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dimana institusi itu merasa amat terusik dengan penahan pemimpin oposisi Russia itu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top