Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

NATO Pastikan Tak Punya Rencana Kirim Pasukan ke Ukraina Pasca Rusia Invasi, Tapi Tetap Perkuat Pertahanan di Wilayah Eropa Timur

Foto : Bloomberg/ft.com

Jens Stoltenberg

A   A   A   Pengaturan Font

Kepala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyatakan tidak berencana mengirim pasukan ke Ukraina pasca Rusia melancarkan serangan.

"Kami tidak memiliki pasukan NATO di Ukraina, dan kami tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan NATO ke Ukraina," kata Stoltenberg dalam konferensi pers usai pertemuan darurat perwakilan aliansi, dikutip AFP, Jumat (25/2).

Stoltenberg mengatakan, Ukraina bukan anggota NATO. Namun, menurutnya aliansi tersebut tetap fokus memperkuat kehadirannya dalam mempertahankan negara-negara di Eropa timur lainnya pasca Rusia invasi Ukraina.

"Kami telah meningkatkan kesiapan pasukan kami untuk menanggapi semua kemungkinan," ucapnya.

"Kami telah mengerahkan ribuan pasukan," lanjutnya.

Ia juga mengecam aksi serangan yang dilakukan Rusia. Menurutnya, serangan Rusia yang tak beralasan membuat hilangnya banyak nyawa yang tak berdosa akibat serangan udara dan rudal.

"Ini adalah invasi yang disengaja, berdarah dingin, dan telah lama direncanakan. Perdamaian di benua kita telah hancur. Rusia menggunakan kekuatan untuk mencoba menulis ulang sejarah, dan menyangkal Ukraina sebagai negara yang bebas dan merdeka," ujar Stoltenberg.

Stoltenberg juga menuturkan serangan Rusia ke Ukraina tidak mengejutkan karena sudah diprediksi oleh intelijen NATO sejak beberapa bulan lalu. Menurutnya, Moskow tidak pernah serius untuk benar-benar terlibat dalam upaya diplomatik.

Seperti diketahui, Ukraina bukan bagian dari NATO. Namun, upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO menjadi salah satu pemicu Rusia memanas.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin membeberkan alasan melakukan serangan ke Ukraina. Putin mengumumkan operasi militer di wilayah Donbass, Ukraina.

"Keadaan mengharuskan kami untuk mengambil tindakan tegas dan segera," tutur Putin.

Namun, tak lama setelah pengumuman tersebut, beberapa ledakan terdengar di Ibukota Ukraina, Kyiv, serta di beberapa wilayah lain, seperti Kharkiv.

Sementara, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, meluncurkan invasi skala besar di negaranya, Kamis (24/2). Tuduhan ini dilontarkan tak lama setelah Putin meluncurkan operasi militer ke wilayah timur Ukraina.

"Putin baru saja meluncurkan invasi skala besar di Ukraina. Beberapa kota Ukraina yang damai sedang diserang," tulis Kuleba di akun Twitter miliknya yang dikutip dari AFP.

Dengan demikian, Putin mengklaim operasi militer yang dilakukan bukan untuk menginvasi Ukraina.

"Rencana kami bukan untuk menduduki Ukraina, kami tak berencana memaksakan itu kepada siapa pun," ujar Putin dalam pidatonya pada Kamis (24/2) dikutip CNN Internasional.

Perlu diketahui, Putin tidak memaparkan secara rinci alasan dirinya menempatkan pasukan di wilayah Donbas, Ukraina timur. Sebaliknya, dirinya malah mendesak pasukan Ukraina di daerah tersebut untuk mundur demi mengurangi ketegangan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top