Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

NATO Isyaratkan Lebih Banyak Senjata Berat Dikirim ke Ukraina

Foto : AFP/Anatolii Stepanov

Tentara Ukraina dengan kendaraan tank di garis depan Kreminna di wilayah Lugantsk timur.

A   A   A   Pengaturan Font

KIEV - Kiev dapat menunggu lebih banyak pengiriman senjata berat dari negara-negara Barat, kata NATO pada Minggu (15/1), ketika Presiden Vladimir Putin memuji pasukannya dapat merebut sebuah kota di Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Ukraina dapat mengharapkan lebih banyak senjata berat menyusul permintaan Kiev kepada sekutunya akan kendaraan, artileri, dan rudal sebagai kunci untuk pertahanan diri.

"Janji peralatan perang berat baru-baru ini penting - dan saya berharap lebih banyak dalam waktu dekat," kata Stoltenberg kepada harian Jerman Handelsblatt menjelang pertemuan kelompok yang mengoordinasikan pasokan senjata ke Kiev yang akan digelar minggu ini.

Beberapa hari setelah Rusia mengklaim telah merebut Soledar di Ukraina timur, sebuah pos pertambangan garam yang menampung 10.000 orang sebelum konflik, Putin memuji pasukannya sebagai keberhasilan besar.

"Ada dinamika positif, semuanya berkembang sesuai rencana," kata Putin dalam wawancara yang disiarkan Minggu."Saya harap para pejuang kita akan menyenangkan kita lebih dari sekali lagi."

Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan minggu ini bahwa pihaknya telah "menyelesaikan pembebasan" Soledar.

Capaian itu bisa menjadi keuntungan besar karena pasukan Rusia bergerak menuju target utama mereka sejak Oktober - persimpangan transportasi terdekat di Bakhmut.

Saling Klaim

Ukraina membantah klaim Rusia itu dan mengatakan pertempuran sengit berlanjut di Soledar.

Pada Minggu, Institut Studi Perang yang berbasis di AS mengatakan, "pasukan Ukraina sangat tidak mungkin untuk tetap memegang posisi di dalam pemukiman Soledar ".

Kemenangan Rusia di sana, jika terbukti demikian, diraih setelah kemunduran yang memalukan selama berbulan-bulan.

Kedua belah pihak telah mengakui kerugian besar dalam pertempuran di kota itu. Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin menegaskan, pasukannya mempelopori serangan itu.

Kementerian pertahanan Rusia awalnya tidak menyebutkan Wagner ketika mengklaim kemenangan. Baru setelah itu memuji "keberanian" pasukan Wagner di Soledar.

Anggukan itu adalah pengakuan yang tidak biasa atas kekuatan kontroversial tersebut setelah pembicaraan tentang pertikaian antara Wagner dan militer resmi.

Wagner, yang dituduh melakukan pelanggaran di Republik Afrika Tengah, Libya, Mali, Suriah, dan Ukraina, telah merekrut ribuan narapidana untuk berperang di Ukraina.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top