Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nasib Pilu Sekolah Swasta

A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 978-602-433-663-9

Sejak prakemerdekaan, sekolah swasta telah ikut mencerdaskan bangsa. Mereka bernaung di bawah organisasi keagamaan dan nonkeagamaan. Misalnya, Ma'arif, Muhammadiyah, Kristen, Yayasan Katolik, Cikini, Taman Siswa, dan lain-lain. Dalam rentang dua dasawarsa ini, mereka menghadapi persoalan lumayan berat akibat liberalisasi sekolah.

Ada sekolah swasta bermodal besar yang mampu mendesain proses pendidikan secara komplet. Peminatnya berasal dari kelas ekonomi menengah atas. Ada pula sekolah swasta dengan kapital kecil yang tak berdaya mendesain proses pendidikan secara optimal akibat kendala biaya, potensi pendidik, dan input minim peserta didik. Sekolah jenis inilah banyak yang gulung tikar.

Fokus penelitian buku pada sekolah swasta jenis kedua. Prahara yang menimpa sekolah swasta tersebut disebabkan luputnya idealisme liberalisasi pendidikan dari sasaran yang hendak dicapai. Liberalisasi pendidikan awalnya memberi janji manis, dengan persaingan bebas, akan muncul sekolah terbaik. Dengan menyerahkan pilihan bebas kepada masyarakat, mereka bisa memilih sekolah yang selaras dengan cita-cita (hlm 2).

Pada tataran realitas, terdapat hambatan ekonomi dan potensi diri yang merusak janji manis tersebut. Sekolah dengan funding kecil tidak bisa bersaing. Masyarakat dengan ekonomi dan intelegensi lemah juga tidak bisa memilih sekolah ideal. Diskrepansi ini mengakibatkan liberalisme pendidikan terus lari tunggang langgang meninggalkan sekolah swasta bermodal kecil dan rakyat miskin dalam keadaan merana.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top