Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

NASA Deteksi Kebocoran Metana Pasca Bencana Alam Melalui Instrumen EMIT

Foto : Dok. NASA

instrumen Investigasi Sumber Debu Mineral Permukaan Bumi (EMIT) NASA.

A   A   A   Pengaturan Font

Dibangun untuk membantu para ilmuwan memahami bagaimana debu mempengaruhi iklim, EMIT telah memetakan komposisi kimia debu di seluruh wilayah gurun Bumi sejak dipasang di bagian luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Juli tahun lalu. Pekan ini, ilmuwan NASA mengumumkan EMIT telah mengidentifikasi lebih dari 50 tempat di seluruh dunia yang memancarkan tingkat metana yang besar yang dijuluki sebagai "Super-Emitters". Lebih tepatnya, "Super-Emitters" didefinisikan nasa sebagai fasilitas, peralatan, dan infrastruktur lainnya, biasanya di sektor bahan bakar fosil, limbah, atau pertanian, yang mengeluarkan metana dengan laju tinggi. Penemuan ini digadang-gadang akan membantu memerangi efek gas rumah kaca yang kuat.

Dibandingkan dengan karbon dioksida, metana diperkirakan 80 kali lebih efektif dalam memerangkap panas di atmosfer dalam jangka waktu 20 tahun. Apabila karbon dioksida bertahan selama berabad-abad, metana bertahan selama sekitar satu dekade. Metana juga bertanggung jawab atas sekitar 30 persen kenaikan suhu global hingga saat ini. Mengidentifikasi sumber titik metana berarti dapat memperlambat pemanasan global yang kini menghantui Bumi. Karena itu, mendeteksi menata merupakan prestasi bagi EMIT. Ilmuwan menuturkan metana terdeteksi karena dia menyerap cahaya inframerah dalam pola unik yang dapat dilihat oleh spektrometer pencitraan EMIT dengan akurasi dan presisi tinggi.

Menelisik Dampak Gempa Turki dan Suriah

NASA sendiri baru-baru ini telah memproses dan menganalisa data satelit untuk membantu pemulihan daerah terdampak gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) yang melanda Turki dan Suriah.

"Hati dan pikiran NASA bersama mereka yang terkena dampak gempa bumi di Turki dan Suriah (...) NASA adalah mata kami di langit, dan tim ahli kami bekerja keras untuk memberikan informasi berharga dari armada pengamat Bumi kami kepada responden pertama di darat," kata Administrator NASA Bill Nelson.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top