Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mural Gemah Ripah Loh Jinawi di Pasar Induk Beras Cipinang

Foto : Istimewa

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo bersama jajarannya berfoto bersama seniman mural dan kurator, Bambang Asrini, usai memural tembok-tembok bertema "Gemah Ripah Loh Jinawi", di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (25/8).

A   A   A   Pengaturan Font

"Sejak awal, komunitas kolaborasi percaya bahwa aktifitas merayakan kemerdekaan adalah menauladani kondisi kebatinan para founder bangsa kita. Manifestasinya dengan propaganda isu kedaulatan pangan seperti yang dilakukan teman-teman pemural" kata ketua komunitas kolaborasi, Sonny Muhammad dengan sangat antusias.

Sementara itu, founder Papatong artspace, Yeni Fatmawati menyatakan lebih jauh bahwa seni wajib dikembalikan pada fitrahnya, yakni bermanfaat bagi khalayak banyak dengan seniman bekerja kongkrit pada momen dan lokasi tepat pun membawa pesan jelas.

"Seniman saya pikir tak hanya sekedar membuat atmosfir sebuah lokasi menjadi indah (pleasing eyes), namun membawa pesan mendalam tentang makna Bulan Kemerdekaan bagi bangsa hari ini. Bagaimana jika pangan tak terakses oleh masyarakat? Kedaulatan pangan tertinggal hanya sekedar jargon-jargon di media sosial" tegas seniman dan seorang lawyer yang sekarang sedang melanjutkan studi seni di Institut Teknologi Bandung.

Seniman lainnya, Selo Riemulyadi berujar bahwa sudah tepat apabila Pasar Induk Beras Cipinang sebagai "titik episentrum gempa kedaulatan pangan" jika terjadi krisis pangan, untunglah kondisi ketersediaan pangan terjaga, terutama beras; yang sesuai dengan semangat Indonesia pulih dan bangkit di tahun 2022.

"Tembok-tembok yang dimural di Pasar Induk Beras Cipinang itu tak hanya metafora, lambang-lambang saja, namun bukti kongkrit bagaimana masyarakat, seni dan konteksnya dengan beras berelasi dengan sangat erat, dalam hal ini seniman, peduli tentang isu ketahanan pangan yang memiliki tiga mazhab utama: ketersediaan, aksesibilitas pun pola konsumsi yang semestinya beragam", tambah Selo sembari melaburkan kuasnya di tembok.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : M. Fachri
Penulis : M. Fachri

Komentar

Komentar
()

Top