Munich Re: Gempa dan Badai Menjadikan 2023 sebagai Tahun yang Sangat Mematikan
Jembatan rusak terlihat setelah sisa-sisa Topan Doksuri membawa hujan dan banjir di Beijing, pada 2 Agustus 2023.
SINGAPURA - Perusahaan reasuransi global,Munich Re, dalam laporan bencana tahunan yang dirilis pada Selasa (9/1), menyebutkan, rekor kerugian akibat badai dan gempa bumi dahsyat menjadikan l 2023 sebagai tahun paling mematikan dan paling merugikan dalam bencana alam selama lebih dari satu dekade.
Dikutip dari The Straits Times, sekitar 74.000 orang meninggal pada tahun 2023, dengan kerugian akibat bencana alam berjumlah total 250 miliar dollar AS, sama dengan tahun 2022. Gempa bumi di Turki dan Suriah, Maroko dan Afghanistan menewaskan sekitar 63.000 orang, tertinggi sejak tahun 2010 dalam hal bahaya geofisika.
"Sepanjang tahun 2023, kerugian yang diasuransikan berjumlah 95 miliar dollar AS, dibandingkan dengan 125 miliar dollar AS pada tahun 2022 dan rata-rata lima tahun sebesar 105 miliar dollar AS," kata Munich Re.
Perusahaan asuransi menghitung kerugian keseluruhan akibat bencana dan berapa jumlah sebenarnya yang diasuransikan.
"Badai hebat mendominasi kerugian ekonomi akibat bencana alam, 76 persen kerugian ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2023 disebabkan oleh cuaca," kata Munich Re, seraya menggarisbawahi meningkatnya risiko akibat memburuknya cuaca ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya