Multi Bintang Indonesia Gunakan Energi Terbarukan Sebesar 64 Persen
laporan 2022
Foto: ISTIMEWATANGERANG - Produsen bir PT Multi Bintang Indonesia Tbk, bagian dari The Heineken Company meluncurkan Laporan Keberlanjutan 2022. Dalam laporan tersebut merangkum kemajuan perusahaan dalam mencapai ambisi Brew a Better World (BaBW) 2030.
BaBW adalah strategi Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) Multi Bintang Indonesia yang terdiri dari tiga pilar, pertama keberlanjutan lingkungan, kedua keberlanjutan sosial, dan ketiga konsumsi bertanggung jawab. Dalam laporan bertema Cut the Tosh, perusahaan mengajak para pemangku kepentingan supaya mengubah narasi menjadi aksi melalui kolaborasi dalam inisiatif keberlanjutan.
"Sebagai bagian dari the Heineken Company, Multi Bintang Indonesia melihat ESG sebagai bagian fundamental dari bisnis dan operasional kami. Kami bangga atas kemajuan dalam mencapai operasional yang lebih berkelanjutan, namun kami menyadari bahwa jalan kami masih panjang. Kami berambisi untuk terus meningkatkan upaya kami untuk menciptakan dampak yang lebih positif bagi masyarakat dan lingkungan," ujar Head of Corporate Affairs untuk PT Multi Bintang Indonesia, Dayna Adelman di Tangerang, Jumat (26/5).
- Baca Juga: CIMB Niaga Berdayakan UMKM di Indonesia Timur
- Baca Juga: Mengapa Penuaan Datang pada Usia 40 dan 60-an?
Laporan Keberlanjutan 2022 menunjukkan ambisi Multi Bintang Indonesia dalam praktik keberlanjutannya dengan menyoroti inisiatif-inisiatif utama sepanjang 2022. Pada pilar keberlanjutan lingkungan, perusahaan terus melakukan peningkatan untuk membuat proses produksi dan rantai pasoknya lebih berkelanjutan sebagai bagian dari upayanya menuju dampak net-zero.
Sebagai contoh, perusahaan telah mencapai 67 persen dampak air yang positif. Angka tersebut berarti Multi Bintang Indonesia senantiasa memastikan bahwa air yang digunakan selama proses produksi akan kembali ke alam dan masyarakat melalui program konservasi.
Selain itu, pada 2022, perusahaan telah menggunakan lebih dari 32 persen energi terbarukan dari berbagai sumber, yakni dari biomassa, biogas, dan termal. Penggunaan energi terbarukan dalam proses produksi telah sukses mengurangi emisi CO2 sebanyak 17 persen.
Perusahan tersebut juga turut mengambil langkah proaktif untuk mencapai Zero Waste to Landfill di seluruh operasinya karena 98 persen limbah produksi telah didaur ulang. Angka tersebut menjadi signifikan karena menunjukkan tanggung jawab perusahaan dalam melestarikan sumber daya, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama melakukan proses produksi.
Aksi lainnya yang dilakukan adalah mengimplementasikan sistem penggunaan kembali (reuse) pada kemasan produk guna mengurangi limbah yang berakhir di pembuangan akhir dan meningkatkan jumlah botol bekas. Multi Bintang Indonesia, yang berkolaborasi dengan para mitra, dapat mengembalikan dan menggunakan kembali 75 persen botol kaca, keg, dan krat.
"Ke depannya, perusahaan akan bekerja bahu membahu dengan berbagai pemangku kepentingan untuk merevolusi pengumpulan sampah dan upaya penggunaan kembali demi mengatasi masalah pengelolaan sampah dan mendorong konsumsi dan produksi yang berkelanjutan," janji dia.
Selanjutnya, dalam pilar keberlanjutan sosial, perusahaan berfokus dalam menjalankan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan dan inklusivitas karyawan, komunitas, dan masyarakat. Contohnya, perusahaan menyediakan berbagai kesempatan untuk karyawan mengembangkan kemampuannya, mempromosikan kesetaraan gender di tempat kerja dan masyarakat, serta berkontribusi terhadap upaya penanggulangan bencana.
"Inisiatif-inisiatif tersebut sejalan dengan jalan perusahaan menuju perusahaan dan dunia yang inklusif, adil dan setara," kata Adelman
Kemudian, dalam pilar menuju moderasi dan penggunaan alkohol yang tidak berbahaya, Multi Bintang Indonesia terus menyebarkan pesan konsumsi yang bertanggung jawab pada masyarakat. Tujuannya yaitu meningkatkan literasi alkohol dan menyoroti penggunaan berbahaya dari alkohol.
Perusahaan mengalokasikan 13 persen dari anggaran pembelian ruang iklan untuk menyebarkan pesan konsumsi bertanggung jawab. Angka tersebut melebihi target dari Heineken sebesar 10 persen. Langkah tersebut menggambarkan ambisi perusahaan untuk meningkatkan dampak positif dari inisiatif-inisiatif konsumsi bertanggung jawab pada masyarakat.
Perusahaan percaya bahwa kolaborasi sangat penting dalam menciptakan dampak sosial yang positif melalui berbagai inisiatif keberlanjutan. Sehingga, perusahaan bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan keberlanjutan mulai dari pemerintah hingga komunitas bank sampah di Mojokerto untuk menjalankan inisiatif keberlanjutannya.
Faktanya, fasilitas biomassa kedua Multi Bintang Indonesia di Tangerang merupakan hasil kolaborasi dengan Berkeley Energy Commercial Industrial Solutions (BECIS). Dengan memanfaatkan sekam padi sebagai sumber utama biomassa, fasilitas biomassa di Tangerang akan meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam produksi hingga 64 persen pada 2023.
Sejak 2017, kedua belah pihak telah berkolaborasi mengoperasikan fasilitas biomassa di Mojokerto dan Tangerang. Fasilitas biomassa ini sangat penting dalam membantu perusahaan mencapai 100 persen energi terbarukan dalam produksi pada 2025, yang juga merupakan bagian dari ambisi perusahaan untuk mencapai net-zero carbon emissions pada 2040 di seluruh rantai pasoknya.
"Kami merasa terhormat dapat membantu Multi Bintang Indonesia dalam mengoperasikan kedua fasilitas biomassa dengan sumber dari limbah pertanian dan menghasilkan uap terbarukan yang berkelanjutan. Ini adalah langkah luar biasa untuk memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, serta mendukung agenda nasional untuk mencapai emisi net-zero pada 2060. Kami berharap lebih banyak perusahaan akan mengikuti langkah Multi Bintang Indonesia," ucap Country Manager untuk BECIS Indonesia, Binu George.
Multi Bintang Indonesia menggunakan kerangka 4R saat mengevaluasi opsi penyediaan energi terbarukan: Reduce, Replace, Remove, dan Report. Kerangka tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mengurangi konsumsi energi, mengganti sumber energi tradisional dengan energi terbarukan, menghilangkan emisi dari operasi, dan melaporkan kemajuan kepada pemangku kepentingan.
"Kerangka tersebut membantu perusahaan dalam mengurangi konsumsi air sebesar 22 persen, emisi CO2 sebesar 15 persen, dan konsumsi energi sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya," pungkas Adelman.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Jadwal Operasional MRT Berubah Selama Libur Natal dan Cuti Bersama
- Pj. Gubernur Adhy Minta Wali Kota Pasuruan Lakukan Percepatan Pembangunan
- Arus Lalu Lintas Mudik Natal 2024 Terpantau Masih Lancar
- Seskab Teddy Angkat Suara Soal Presiden Erdogan “Walk Out” Saat Pidato Prabowo
- Jepang dan AS Salahkan Korea Utara atas Pencurian Kripto Senilai $300 Juta