Rabu, 13 Nov 2024, 16:26 WIB
MRT Jakarta Perkuat Sistem Pembayaran Digital
Foto: ANTARA/Aditya Pradana PutraJAKARTA - Kehadiran transportasi publik yang cepat dan nyaman menjadi andalan Jakarta dalam menabalkan dirinya sebagai kota metropolitan.
Beragam pilihan transportasi publik itu harus diimbangi dengan kecepatan fasilitas yang mengikutinya. Salah satunya dalam sistem pembayaran tiket agar tidak menimbulkan antrean.
Oleh karena itu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT MRT Jakarta (Perseroda) terus memperkuat kecepatan layanan dengan melakukan transformasi pembayaran digital melalui aplikasi MyMRTJ.
Transformasi pembayaran secara digital itu bertujuan mengejar target jumlah pengguna yang semakin naik serta menjawab tantangan dunia yang kian efisien.
Berdasarkan data 2023, jumlah pengguna jasa MRT Jakarta mencapai 91 ribu orang per hari. Angka ini melampaui target 70 ribu orang per hari sepanjang 2023.
Dibandingkan pada 2024 ini, MRT Jakarta menargetkan 92 ribu orang per hari pada akhir tahun. Pada Oktober 2024, tercatat 3.865.586 orang menggunakan layanan MRT Jakarta.
Angka ini menunjukkan rata-rata sekitar 124.696 orang per hari naik Ratangga ini. Pada hari kerja Senin--Jumat, angka keterangkutan mencapai 135.209 orang per hari dan pada akhir pekan sekitar 93.939 orang per hari.
Menurut salah satu pengguna MRT Jakarta, Yosrifal Albastomi, penting bagi MRT Jakarta banyak belajar dan memperbaiki sistem pembayaran yang masih memakan waktu.
Dia mengatakan masih membutuhkan lebih dari satu detik untuk menunggu proses kartu masuk (tap in) maupun keluar (tap out) hingga muncul potongan saldo yang keluar di gerbang tiket.
Tak hanya itu, terkadang mesin di gerbang tiket mengalami gangguan teknis sehingga kartu tidak terbaca atau memerlukan waktu lebih lama untuk memproses. Ini bisa menyebabkan antrean menumpuk terutama pada jam sibuk.
Jadi, harus ada sistem yang terkoneksi cepat antara mesin maupun kartu pembayaran digital. Terlebih, jika kartu itu berbentuk unik berdesain karakter kartun seperti yang telah diterapkan EasyCard di Taiwan.
Meski aplikasi juga terbilang praktis, pengguna merasa dilayani lebih personal dan bisa menjadi koleksi jika ada sebuah kartu yang berbentuk menarik. Hal itu akan membuat pengalaman baru bagi pengguna MRT Jakarta yang berlangganan maupun pengguna baru.
Belajar dari Taiwan
Belajar dari Taiwan
Sementara warga negara Indonesia (WNI) yang sudah 4 tahun di Taiwan, Emma, mengatakan lebih memilih memakai transportasi publik daripada kendaraan pribadi. Dia menilai untuk mobilitas lebih nyaman menggunakan Metro Taipei yang terhubung dengan segala transportasi lainnya.
Kata dia, penumpang hanya perlu memakai EasyCard dengan membutuhkan waktu menunggu 0,3 detik pada mesin pembayaran, kemudian ada juga Taiwan Pass (TPASS) di mana bisa berlangganan per bulan dapat sepuasnya berkeliling.
Kartu ini tidak hanya bisa digunakan di MRT Taipei, tetapi juga di bus, kereta api TRA (Taiwan Railways Administration), dan beberapa layanan transportasi lainnya.
Selain itu, kartu ini juga bisa dimanfaatkan berbelanja di toko ritel, restoran, tempat wisata, dan mesin penjualan otomatis (vending machine) tertentu di seluruh Taiwan.
Direktur Easycard Corporation Mei Li Chow dalam kegiatan "MRT Jakarta Fellowship Program To Taiwan 2024", mengatakan setiap orang membutuhkan metode praktis dan mudah terutama dalam transaksi. Maka dari itu, kartu pembayaran digital EasyCard hadir di Taiwan.
Etalase kartu pembayaran digital Taiwan bernama "EasyCard" yang bisa digunakan multifungsi pengguna, Taipei, Taiwan, Kamis (31/10).
"EasyCard bisa digunakan sebagai metode pembayaran daring dan luring, belanja di toko. Begitulah kami membuat sebuah sistem pembayaran terintegrasi," ujar Mei.
Mei mengatakan EasyCard dipasarkan melihat karakter kartun kesukaan kebanyakan warga Taiwan, salah satunya Hello Kitty yang ludes terjual 10 menit sejak peluncuran.
Adapun kemudahan yang ditawarkan EasyCard yakni adanya subsidi bagi pelajar dan orangtua serta kecepatannya 0,3 detik setiap menempelkan kartu pembayaran di mesin masuk (tap in) dan keluar (tap out).
Terus berinovasi
PT MRT Jakarta (Perseroda) mengingatkan kartu jelajah berganda atau Multi Trip Ticket (MTT) tak beroperasi per November 2024 lantaran ingin lebih mengembangkan pembayaran digital.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Tarigan dalam Forum Jurnalis MRT di Jakarta, mengatakan MRT Jakarta telah melakukan sosialisasi penghentian (sunsetting) operasional MTT melalui media resmi PT MRT Jakarta mulai dari Januari hingga Oktober 2024.
Penghentian ini hanya berlaku pada produk MRT sehingga tidak berpengaruh pada kartu uang elektronik dari sejumlah bank.
Penonaktifan kartu MTT merupakan bagian dari upaya PT MRT Jakarta (Perseroda) mendorong server berbasis pembayaran pada ekosistem MRT Jakarta.
MRT Jakarta saat ini melayani sistem pembayaran tunai, kartu, aplikasi seluler berbasis server berupa QR mesin penjualan tiket.
Kini, MRT Jakarta mengenalkan aplikasi MyMRTJ yang merupakan aplikasi resmi tiket, informasi, promo, dan gaya hidup mobilitas MRT Jakarta yang dirilis pada April 2019.
Aplikasi MyMRTJ memiliki sejumlah fitur unggulan seperti pembelian dan promo tiket menggunakan kode batang (QR), jadwal perjalanan, peta stasiun, informasi pedagang di stasiun, kupon diskon, promo penumpang, hingga diskon layanan wisata dan perbelanjaan di sekitar stasiun MRT Jakarta.
Sementara, Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Ahmad Pratomo berjanji akan terus berupaya melakukan inovasi, termasuk menyusun strategi bagaimana menarik masyarakat untuk menggunakan transportasi umum dalam keseharian.
Selain mengandalkan aplikasi, pihaknya akan melakukan kajian secara teknis maupun bisnis terkait implementasi metode pembayaran yang menarik seperti kartu maupun gantungan kunci berbentuk unik dengan teknologi NFC.
Kemudian, PT MRT Jakarta (Perseroda) juga akan mengejar kecepatan transaksi di gerbang tiket (tapping gate) kurang dari satu detik melalui aplikasi MyMRTJ demi meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Arsip foto - Penumpang menaiki moda transportasi MRT di Jakarta.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta Farchad Mahfud menargetkan transaksi penumpang pada gate MRT dapat dibaca dengan rata-rata waktu 0,5 hingga 1,5 detik selaras dengan tiket internal MRT.
Farchad menuturkan harapan ini bisa terealisasi di seluruh Fase MRT yang telah dibangun maupun tengah digarap agar waktu sistem pembayaran sama cepatnya.
Adapun ke depan, pembayaran lancar dan cepat diharapkan bisa diterapkan dengan penggunaan teknologi NFC, RFID, BIBO (Bluetooth In Bluetooth Out), sehingga aliran penumpang di gerbang bisa berjalan lancar tanpa tersendat.
PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan akan fokus untuk mengembangkan sistem pembayaran yang mulus (seamless) untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna sekaligus menekan penggunaan kartu uang elektronik.
Lalu, Station Operation & Service Division Head PT MRT Jakarta Muchamad Iqbal Bimo Arifianto mengatakan sistem pembayaran mencontoh pada Jepang dan Korea.
Dia menjelaskan sistem pembayaran yang mulus diharapkan dapat mengurangi antrean penumpang yang akan masuk atau keluar gerbang tiket.
Ia mengakui saat ini kerap terjadi penumpukan penumpang dengan antrean lebih dari 6 meter di area gerbang tiket, terutama di stasiun terintegrasi seperti Halte MRT Dukuh Atas.
Antrean yang panjang itu berasal dari antrean proses tapping kartu di gerbang tiket yang membutuhkan waktu beberapa detik. Masalah pertiketan menjadi tantangan utama.
Dengan demikian, PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan akan fokus untuk mengembangkan sistem pembayaran yang mulus untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna sekaligus menekan penggunaan kartu uang elektronik. Ant
Berita Trending
Berita Terkini
- Jenderal Bintang Satu Ini Tegaskan Personel TNI-Polri Tembak Satu Anggota KKB hingga Tewas di Kabupaten Puncak
- Peningkatkan PMI Manufaktur RI Mencerminkan Ekspansi Produksi
- KPU Resmi Tetapkan Effendi Edo-Siti Farida Unggul dalam Pilkada Kota Cirebon 2024
- Lebih Ramah Lingkungan, RI Kini Terapkan Kawasan Industri Rendah Karbon
- Mengagetkan Data Ini, Sembilan Persen Kasus HIV di Banten Diderita Ibu Rumah Tangga