Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Motif Ekonomi yang Membuat Para Pemulung Mengais Rezeki ke Pembuangan Sampah

Foto : Istimewa

Rumah pemulung di sekitar tempat pembuangan sampah.

A   A   A   Pengaturan Font

"Merupakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Seperti kemiskinan laten, takdir yang diukir sendiri diantara gunung-gunung sampah," katanya.

Tiada penyesalan yang berarti dan tidak berguna, tambanya, sebab puluhan tahun bekerja tidak ada perubahan hidup, kecuali terkumpulnya penyakit batuk, penyakit nafas/asma, penyakit pikun, dan terparah penyakit lupa pada Tuhan. Hidupnya dipenuhi penyelesaian. Kenapa dulu ketika tanah masih murah, 2.500-3.000 rupiah/meter2 tidak beli.

"Asal dapat dapat bantuan jumlahnya cukup lumayan habis. Habis untuk macam-macam kegiatan, yang paling sering untuk perbuatan menjauhkan dari kebaikan dan Tuhan. Hati masih kacau kalau belum minum beralkohol, hampir saben hari judi, juga senang lihat jablay," kata Bagong.

Bagong mengatakan sekarang sebagian pemulung tua, ada yang sadar tetapi sudah tak kuat jalan, yang lainnya masih bisa mengais sampah, namun tidak segagah dan sekuat tiga puluh tahun lalu. Umur dan tenaganya 80-90% berkurang. Teriak pun sudah tidak lantang. Rambutnya hampir seluruhnya memutih dan rontok.

Maka menjadi penting bagi pemulung muda yang masih produktif harus berhati-hati dan bijaksana mengelola uang. Selain itu harus ada kontrol, harus mau dikontrol dan dinasehati. Dan, saving adalah yang terbaik untuk jaminan masa depan. Dan janganlah lupa harus berubah menjadi lebih baik secara lahir dan batin. Semua pemulung, berbuatlah banyak kebaikan sebelum menyesal di kemudian hari.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top