Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Skandal Mata-Mata I PM Inggris Kunjungi TKP Peracunan Mantan Agen Intel Russia

Moskwa Ancam Balas Inggris

Foto : AFP/TOBY MELVILLE

Kunjungi TKP l Perdana Menteri Inggris, Theresa May (kanan) berbincang dengan Kepala Polisi Wiltshire, Kier Pritchard (dua dari kiri) tak jauh dari tempat kejadian perkara serangan racun syaraf terhadap mantan agen mata-mata Russia, Sergei Skripal, di Kota Salisbury, Kamis (15/3). Skripal dan anak peremnpuannya, pada 4 Maret ditemukan dalam keadaan terkulai di fasilitas kursi publik dan diduga keduanya telah diserang dengan menggunakan racun syaraf Novichok.

A   A   A   Pengaturan Font

Skandalserangan racun terhadap mantan agen mata-mata Russia di Inggris berujung panjang. Kini Moskwa mengancam akan melakukan tindak balasan berupa pengusiran diplomat Inggris setelah sebelumnya London mengusir 23 diplomat Russia.

MOSKWA - Pemerintah Russia pada Kamis (15/3) diwartakan sedang mempersiapkan tindakan balasan terhadap Inggris setelah terjadi pengusiran terhadap 23 diplomat Russia di London. Aksi saling balas ini merupakan kelanjutan dari perseteruan antara London dan Moskwa terkait serangan racun syaraf terhadap mantan agen mata-mata Russia yang terjadi pada awal Maret lalu.

"Apa yang akan dilakukan London merupakan sebuah tindak tak bertanggung jawab," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sembari menambahkan bahwa akan ada aksi balasan dan Presiden Russia, Vladimir Putin akan mengambil "opsi mana yang sepadan dengan kepentingan Moskwa".

Pernyataan serupa juga dilontarkan Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov. "Pengusiran diplomat Inggris akan dillakukan segera," kata Menlu Lavrov.

Perseteruan ini kian meruncing setelah investigasi serangan racun syaraf terhadap Sergei Skripal dan anak perempuannya, Yulia, yang menyebabkan kedua dalam kondisi kritis setelah diketahui mereka terpapar bahan kimia buatan Soviet, Novichok, saat mereka berdua berada di Kota Salisbury pada 4 Maret lalu.

London pada Rabu (14/3) mengeluarkan pernyataan akan mengusir 23 diplomat Russia dan menutup jalinan kontak tingkat tinggi atas skandal serangan racun syaraf yang dituding dilakukan oleh Russia. Perdana Menteri Inggris Theresa May, juga sebelumnya telah meminta rincian soal bagaimana racun syaraf Novichok bisa berada di negaranya dan meminta Russia mau menjelaskan program racun syaraf itu pada institusi internasional Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons.

Atas permintaan Inggris itu, Moskwa menolak menjelaskan bagaimana racun syaraf Novichok bisa dipergunakan di daratan Inggris dan menuding PM May telah menjadikan Russia sebagai kambing hitam.

"Tudingan itu benar-benar tak bisa diterima baik oleh Russia, keseluruhan negara dan warganya," kata juru bicara Kementerian Luar negeri Russia, Maria Zakharova.

Kunjungi Salisbury

Pada bagian lain dilaporkan bahwa PM May telah melakukan kunjungan ke tempat kejadian perkara peracunan di Kota Salisbury. Didampingi pejabat dari Dinas Kesehatan Publik, PM May bahkan mendekati fasilitas kursi publik dimana Sergei Skripal dan Yulia ditemukan terkulai dalam keadaan kritis karena peracunan.

Sekitar 200 pasukan militer telah dikerahkan untuk membantu proses investigasi yang dilakukan polisi dan mereka kabarnya akan diperbantukan untuk melakukan operasi pembersihan di kota tersebut.

Sementara itu kondisi Skripal dan Yulia pasca peracunan dilaporkan masih dalam kondisi kritis. Skripal adalah mata-mata Russia yang menjual rahasia pada agen intelijen Inggris M16 dan berada di Inggris setelah terjadi pertukaran mata-mata pada 2010.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top