Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Russia Kirim Tambahan Pasukan ke Wilayah Kharkiv

Moskwa Akui Kemenangan Serangan Balik Kilat Kyiv

Foto : AFP/Juan BARRETO

Menirukan Tentara I Sejumlah anak yang membawa senjata mainan, memberi hormat pada bendera nasional Ukraina saat mereka menirukan tentara yang sedang berjaga di pos pengamanan di wilayah Donetsk pada Kamis (8/9) lalu. Pada Jumat, Russia mengakui keberhasilan serangan balik ­pasukan Ukraina di wilayah Kharkiv.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Stasiun televisi pemerintah Russia dalam sebuah siaran sesi wawancara pada Jumat (9/9) mengakui bahwa Ukraina telah berhasil mencapai kemenangan substansial, setelah pasukan Ukraina menerobos garis depan dalam sebuah serangan balik kilat.

Sebelumnya gerak maju pasukan Ukraina di dekat wilayah Kharkiv itu dilaporkan secara sepihak oleh Ukraina dan konfirmasi keberhasilan serangan balik itu adalah kemajuan terkini yang dilaporkan dalam kurun waktu berbulan-bulan setelah penarikan pasukan Russia yang bergerak ke arah Ibu Kota Kyiv pada Maret lalu.

"Russia akan mengerahkan kembali pasukannya ke wilayah Kharkiv," lapor kantor berita Russia pada Jumat.

Kemudian kantor berita TASS dan RIA Novosti, mempublikasikan rekaman video dari Kementerian Pertahanan Russia yang menunjukkan pergerakan perangkat keras militer di jalan beraspal ke arah Ukraina.

Pejabat lokal yang ditempatkan di Moskwa, Vitaliy Ganchev, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa pertempuran sengit sedang berlangsung di dekat Balakliya, sebuah kota di wilayah Kharkiv, yang menurut Ukraina telah direbut kembali pada Kamis (8/9).

"Kami tidak lagi menduduki Balakliya. Upaya sedang dilakukan untuk mengusir pasukan Ukraina, tetapi ada pertempuran sengit dan pasukan kami tertahan saat mendekat," kata Ganchev.

Dalam pernyataannya, Ganchev juga menambahkan bahwa pasukan Ukraina juga berusaha menerobos pertahanan di dekat Kota Shevchenkove, sekitar 20 kilometer sebelah utara Balakliya. "Sekarang pasukan cadangan Russia telah dibawa ke sana, dan pasukan kami siap melawan," imbuh dia.

Sebelumnya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa pasukannya telah merebut kembali dan membebaskan puluhan kawasan pemukiman seluas lebih dari 1.000 kilometer persegi di wilayah Kharkiv di timur serta Kherson di selatan dalam sepekan terakhir serangan balik.

Analis militer Barat mengatakan kemajuan serangan balik itu telah memposisikan menempatkan Ukraina dalam jarak yang sangat dekat dari jalur kereta utama yang diandalkan Moskwa untuk mempertahankan kekuatannya di Ukraina timur serta dapat membuat akses pengiriman ribuan tentara Russia berisiko terputus.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan pada Jumat bahwa keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengirim pasukan tambahan ke wilayah Kharkiv menggarisbawahi telah terjadinya kerugian besar yang dialami pasukan Russia dalam peperangan ini.

"Ada sejumlah besar pasukan Russia yang berada di Ukraina dan sayangnya, secara tragis dan mengerikan, Presiden Putin telah menunjukkan bahwa dia akan mengerahkan banyak orang ke dalam peperangan yang telah memakan biaya besar ini," kata Menlu Blinken.

Laporan PBB

Sementara itu ketua misi hak asasi manusia PBB di Ukraina, Matilda Bogner, mengatakan pada Jumat bahwa Russia tidak mengizinkan akses ke tawanan perang. Bogner pun menambahkan bahwa PBB memiliki bukti bahwa beberapa tawanan perang telah menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Hal itu disampaikan Bogner dalam sebuah jumpa pers di Jenewa, Swiss. Bogner mengatakan bahwa pemantau PBB memiliki akses tanpa hambatan ke fasilitas Ukraina dan telah mendokumentasikan insiden penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tawanan perang oleh Ukraina yang mungkin juga merupakan kejahatan perang.

"Federasi Russia tidak memberikan akses kepada tawanan perang yang ditahan di wilayahnya atau di wilayah pendudukannya," kata Bogner. "Ini semakin mengkhawatirkan karena kami telah mendokumentasikan bahwa tawanan perang dalam kekuasaan Federasi Russia dan yang ditahan oleh Angkatan Bersenjata Federasi Russia atau oleh kelompok-kelompok bersenjata yang berafiliasi, telah menderita penyiksaan dan perlakuan buruk," imbuh dia.

Dalam laporannya, Bogner mengatakan bahwa timnya juga telah menerima informasi tentang tahanan Ukraina yang menderita penyakit menular termasuk hepatitis A dan TBC di sebuah koloni penjara di Olenivka. Dalam jumpa pers itu, Bogner pun mendesak agar Russia untuk membebaskan empat tawanan perang yang hamil yang ditahan di wilayah Ukraina yang dikuasai Russia dengan alasan kemanusiaan.

Atas laporan Bogner itu, pihak Russia menyangkal terjadinya penyiksaan atau bentuk penganiayaan lainnya terhadap tawanan perang. AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top