Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Momentum Pemilu

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Libur Natal dan Tahun baru sudah berlalu. Masyarakat sudah mulai beraktivitas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Begitu juga jagat politik nasional mulai riuh lagi dengan berbagai berita aktual dan juga berita bohong alias hoaks yang menyita perhatian publik. Hoaks terbaru tentu soal adnaya tujuh kontainer kertas suara pilpres yang sudah dicoblos.

Informasi itu sudah pasti hokas, karena Komisi Pemilihan Umum belum mencetak kertas suara dan KPU bersama Bawaslu sudah mengecek langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok. Meski UUInformasi dan Traksaksi Elektroni (ITE) sudah banyak menjerat para penyebar hoaks, tetap saja banyak orang yang iseng dan juga sengaja menyebar berita bohong dengan berbagai maksud dan tujuan, di bidang politik khususnya pemilu legislatif dna pemilu presiden, target mereka sudah pasti mengacaukan situasi.

Nah, dalam konteks itulah kita sekali lagi mengingatkan bahwa penyebar berita bohong akan terjerat UU ITE dan pasti akan dihukum. Jadi, jangan main-main dengan informasi yang tak benar, apalagi menganggu situasi dan kondisi keamanan menjelang pelaksanaan pemilu 2019. Maysrakat harus sadar dan cerdas memanfaatkan teknologi informasi untuk menambah pengetahuan dan daya kritis menyaring informasi.

Apalabila menerima informasi yang meragukan atau membuat banyak orang terganggu, harus disaring dan ditanyakan pada pihak berwenang, jangan asal kirim atau forward ke grup-grup media sosial, karena hal itu memiliki implikasi hukum. Karena itu literasi media dan pendidikan ke amsyarakat mengenai penggunaan media sosial dan internet harus terus menerus.

Baca Juga :
Curi Start Pilpres

Jika dihitung waktu, maka Pemilu serentak yang baru kali pertama digelar di Indonesia ini tinggal empat bulan lagi, sebab pelaksanaan pencoblosan pemilu dilakukan akhir April 2019. Pemilu serentak yang digelar adalah bersamaan antara pemilu presiden dan pemilu legislatif. Untuk pemilu legislatif baik tingkat pusat maupun daerah dan juga pemilu untuk memilih anggota DPD RI, tidak ada masalah.

Persoalan muncul terkait pemilu presiden yang kali ini menanmpilkan dua pasangan yakni pasangan nomor 01 Joko Widodo- KH Ma'ruf Amin dan psangan noor urut 2 Prabowo Suboanto-Sandiaga Uno. Bagi Jokowi dan Prabowo, ini pertarungan kedua dan teraklhir mereka. Pada Pemilu 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, bertarung melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Kedua kandidat presiden itu pun pada pemilu 2024 tidak akan lagi bertarung, jika Jokowi menang kembali berarti sudah dua periode dan tak boleh maju lagi, sementara Prabowo sudah berusia dan pasti akan digantikan dnegan calon lain. Karena hanya da dua pasangan, maka bisa dikatakan pilpres kali inibenar benar head-to head yang sangat menantukan.

Karena itu baik tim sukses, partai pendukung, dan relawan dari kedua pasangan akan ebnar-benar memanfaatkan peluang dna kesempatan untuk meraih kemenangan dengan berbagai taktik dan strategi maisng-masing. Sayangnya selama musim kampanye yang sudah dimulai September 2018, banyak sekali isu yang diangkat kedua tim pasangan, belum menyentuh substansi persoalan negeri ini untuk diatasi para kandidat jika mereka menang.

Tim dan relawan kedua pasangan masih terbelenggu oleh isu-isu yang malah membuat rakyat banyak bingung. Debat kusir dan saling menjatuhkan malah diangkat ke publik dan ini bukan membawa masyarakat pada semangat bersaing dalam demokrasi, tetapi gairah untuk saling menjatuhkan.

Kandidat, elite partai pendukung, dan relawan harus menunjukkan kedewasaan berpolitik dan memberikan alternatif solusi persoalan bangsa dengan menampilkan visi-misi dan program ke depan. Media juga harus dewasa dan berfikir jauh, tidak terbawa permainan politik para elite yang berkepentingan.

Aduvisi, adu program, dan mengungkapkan berbagai analisa dengan bahasa yang santun dan saling menghormati lawan adalah cara terbaik mendidik dan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang kuat danb besar dari sisi demokrasi. Dan Pemilu serentak menjadi batu ujian untuk mengatasi berbagai rintangan sosiologis dan kebiasaan buruk masyarakat.

Komentar

Komentar
()

Top