Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 19 Feb 2025, 20:15 WIB

Moire Pamerkan Koleksi Permadani Dinding yang Terinspirasi oleh Alam dan Bentuk

Pameran dengan tajuk “Floory Tales – Woven Wonder” yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 23 Februari 2025 bertempat di Ashta District 8, Senopati, Jakarta.

Foto: Koran Jakarta - Haryo Brono

JAKARTA - Memasuki tahun baru 2025, Moire yang telah identik dengan karpet yang dibuat khusu (bespoke rugs) dengan teknik dirajut dengan tangan (hand tufted) ini kembali menghadirkan koleksi baru. Koleksi kali ini sarat cerita dan filosofi visual yang terinspirasi oleh keindahan alam.

“Kali ini Moire tidak berkolaborasi dengan desainer, tetapi justru ingin menampilkan kekuatan desain Moire Rugs,” kata Direktur Hesitada dan Founder Moire, Tama Florentina, melalui siaran pers pada hari Selasa (18/2).

Ia menerangkan, sejak awal Moire selalu hadir dengan koleksi yang selalu memiliki kedalaman cerita dan memiliki kualitas desain yang apik dan bahkan artsy. Hal ini tentunya didukung oleh kemampuan produksi Moire yang top notch dan alternatif bahan baku yang premium, sehingga menghasilkan kualitas produk yang sangat berkualitas.

Pameran kali ini juga menandai 11 tahun berkiprahnya Hesitada, perusahaan yang menggawangi beberapa jenama dengan produk karpet, salah satunya adalah Moire. Pameran dengan tajuk “Floory Tales – Woven Wonder” kali ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 23 Februari 2025 bertempat di Ashta District 8, Senopati, Jakarta.

“Alam merupakan sumber inspirasi yang tak terbatas dan melalui detail-detail unik yang ada di alam, kami terpukau dengan keindahannya dan menggugah karya-karya dalam koleksi terbaru ini. Eksplorasi visual yang terinspirasi oleh alam ini ternyata juga membawa kami menemukan banyak hal indah dalam produksi menggunakan material yang tentunya juga premium,” jelas dia.

Sejalan dengan waktu, teknik hand tufted carpet juga mengalami perkembangan dan menjadi semakin tinggi kualitas craftmanshipnya. Dalam pameran ini mayoritas material yang digunakan adalah wool dan mix viscose yang selama ini menjadi favorit dari klien Moire.

Alam kemudian tidak hanya terbatas pada apa yang terlihat di permukaan saja, tetapi juga bagaimana bumi melalui bentuk dan fragmentnya memiliki ekspresi indah yang menggugah hati. Koleksi Moire yang dipamerkan kali ini terbagi menjadi tiga kategori: Terra, Mycelia, dan Floreat.

Terra menjadi cerita tentang bagaimana lapisan bumi dengan berlapis-lapis sedimentasi menginspirasi melalui tekstur mentahnya menjadi representasi dari solid grounding yang enteral. Bergeraknya taman, ekspresi irisan tangan dan bagaimana seluruhnya bisa menyambung menjadi satu cerita menarik yang menggugah hati di koleksi ini.

Sementara itu Mycelia merupakan apresiasi terhadap bagaimana alam berinteraksi satu sama lain, seperti jamur yang menjadi wujud dari regenerasi dan tumbuh menjadi upaya untuk merengkuh keindahan alam. Beragam perpaduan elemen alam menjadi bentuk dan form yang menarik untuk dieksplorasi secara visual.

“Floreat lebih mengeksplorasi bagaimana bunga dan dedaunan berekspresi di berbagai waktu dan merespon matahari. Sebuah proses yang hampir terasa seperti puisi yang berevolusi secara botanika,” ungkap Taman.

Selain memperkenalkan ketiga kategori koleksi terbaru kali ini, Moire juga mengajak publik untuk berinteraksi lebih jauh. Di antaranya adalah mencoba mesin di rug lab session dan merasakan bagaimana media rugs ini tidak hanya elemen dekoratif di lantai semata, juga menjadi elemen visual ruang yang unik. Diadakan juga diskusi panel yang memberi materi-materi menarik bagi pengunjung mal dan penikmat pameran kali ini seputar desain, keberlanjutan, dan inspirasi alam.

Selain menjadi media untuk memamerkan secara perdana kepada publik, publik juga mendapat kesempatan untuk memesan koleksi favorit dari ketiga kategori koleksi yang diperkenalkan. Moire selalu Floory tales-nya konsisten menghadirkan desain rug yang tidak hanya menjadi elemen dekorasi lantai semata. Desainnya harus bisa mengisi jiwa dengan cerita visual yang bermakna.

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.