Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mitigasi Kabut Asap

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Padahal, kegiatan mitigasi seharusnya secara konsisten diterapkan melalui penataan ruang, pembangunan infrastruktur, tata bangunan, penyelenggaraan pendidikan, dan pelatihan. Perlu program terpadu antara pusat dan daerah untuk mengatasi akar masalah kabut asap akibat kutukan lahan gambut.

Program tersebut antara lain usaha rewetting atau pembasahan kembali kawasan gambut tropika yang telah terdegradasi agar menghambat kebakaran. Indonesia memiliki lahan gambut 20,6 juta hektare yang merupakan setengah dari luas lahan gambut tropis. Lahan gambut sebenarnya memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi dan dikenal sebagai habitat flora fauna yang spesifik bernilai eknonomi tinggi.

Contoh pohon Ramin (Gonystylus Bancanus), Jelutung (Dyera Custulata), Meranti, dan bermacam satwa seperti orang utan dan sebagainya. Selain itu, lahan gambut mempunyai peran penting ekologi dan menyimpan air serta karbon dalam jumlah besar. Sayangnya, peran tersebut kini terganggu agroindustri.

Belum ada kesungguhan dan program yang tepat untuk mengelola dan melestarikan gambut secara tepat dan bijaksana. Program restorasi dan rehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi selama ini masih ala kadarnya. Hal itu terlihat dengan banyaknya drainase yang dibuat oleh pengusaha yang kurang memperhatikan prinsip ekologis. Adanya drainase tersebut melancarkan kasus pembalakan liar dan menyebabkan lahan gambut mudah terbakar.

Perlu kesadaran bangsa untuk memahami fungsi ekologis hutan gambut mirip gunung yang menjadi mata air beberapa sungai. Gunung menampung dan menyerap air. Ini identik fungsi hutan gambut yang secara geologis berbentuk kubah, seperti kawasan gambut Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Ini digantikan gambut yang memiliki kandungan karbon sangat besar.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top