Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Misi Pendarat Bulan Swasta AS Gagal setelah Kekurangan Bahan Bakar

Foto : istimewa

Gambar yang dirilis oleh Astrobotic ini menunjukkan Multi-Layer Insulation (MLI) Peregine Lunar Lander yang rusak akibat anomali.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Sebuah misi swasta Amerika Serikat (AS) yang bersejarah untuk mendarat di Bulan, pada Senin (8/1), hampir dipastikan mengalami kegagalan, setelah pesawat ruang angkasa tersebut mengalami "kehilangan kritis" bahan bakar, yang merupakan pukulan besar bagi harapan AS untuk menempatkan robot pertamanya di permukaan bulan dalam lima tahun mendatang.

Diangkut pada bagian atas roket Vulcan baru milik United Launch Alliance, yang melakukan penerbangan pertamanya, Peregrine Lunar Lander milik Astrobotic meluncur semalaman dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral Florida, kemudian berhasil terpisah dari kendaraan peluncurannya.

Dikutip dari Radio France Internationale (RFI), beberapa jam kemudian, Astrobotic mulai melaporkan masalah teknis, dimulai dengan ketidakmampuan untuk mengarahkan panel surya Peregrine yang dipasang di atas ke arah Matahari, dan menjaga baterai tetap terisi, karena kerusakan pada sistem propulsinya.

Meskipun para insinyur "mengimprovisasi" cara untuk memiringkan pesawat ruang angkasa ke arah yang benar dan menjaga tenaganya tetap menyala, perusahaan tersebut memgunggah di X bahwa kegagalan yang sama tampaknya menjadi penyebab "kehilangan propelan yang kritis".

Pada Senin malam, Astrobotic mengatakan bahan bakarnya tersisa sekitar 40 jam sebelum Peregrine mengalami "kejatuhan yang tidak terkendali".

"Saat ini, tujuannya membawa Peregrine sedekat mungkin ke bulan sebelum ia kehilangan kemampuan untuk mempertahankan posisinya yang mengarah ke Matahari dan kemudian kehilangan tenaga," kata perusahaan itu, membuat para pengamat bertanya-tanya apakah mereka mungkin akan mencoba melakukan pendaratan darurat, meskipun penurunan terkendali tidak mungkin dilakukan.

Kerusakan Parah

Sebelumnya, mereka merilis gambar yang diambil dari kamera terpasang yang menunjukkan kerusakan parah pada lapisan luar pesawat ruang angkasa, dan mengatakan itu adalah bukti anomali sistem propulsi tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Peregrine seharusnya mencapai Bulan, lalu mengorbit selama beberapa minggu sebelum mendarat di wilayah garis lintang tengah yang disebut Sinus Viscositatis pada 23 Februari.

Sejauh ini, pendaratan lunak di planet tetangga terdekat Bumi hanya dilakukan oleh segelintir badan antariksa nasional: Uni Soviet adalah yang pertama pada tahun 1966, disusul oleh Amerika Serikat, yang masih menjadi satu-satunya negara yang berhasil mendaratkan manusia di Bulan.

Tiongkok telah berhasil mendaratkan pesawat sebanyak tiga kali sejak tahun 2013, sedangkan India adalah negara terakhir yang mencapai prestasi tersebut pada tahun lalu.

AS beralih ke sektor komersial untuk menstimulasi perekonomian bulan yang lebih luas dan mengirimkan perangkat kerasnya dengan biaya yang lebih murah di bawah program Commercial Lunar Payload Services (CLPS), namun kegagalan Astrobotic dapat menimbulkan kritik terhadap strategi baru tersebut.

Namun Administrator NASA (National Aeronautics and Space Administration), Bill Nelson, memuji keberhasilan roket Vulcan ULA pada penerbangan perdananya, yang mempertahankan tingkat keberhasilan 100 persen perusahaan dalam lebih dari 150 peluncuran.

"Penerbangan luar angkasa adalah petualangan yang berani, dan @astrobotic membuat kemajuan dalam pengiriman CLPS dan Artemis. @NASA akan terus memperluas jangkauan kami di kosmos dengan mitra komersial kami," kata Nelson lewat X.

NASA membayar Astrobotic lebih dari 100 juta dollar AS, sementara perusahaan lain yang dikontrak, Intuitive Machines yang berbasis di Houston, berencana meluncurkannya pada bulan Februari dan mendarat di dekat kutub selatan Bulan.

Badan antariksa tersebut berharap dapat menggunakan misi semacam itu untuk menyelidiki lingkungan bulan, membuka jalan bagi program Artemis untuk mengembalikan astronot ke Bulan pada akhir dekade ini, sebagai persiapan untuk misi masa depan ke Mars.

Pendaratan terkendali di Bulan merupakan hal yang menantang, dengan sekitar setengah dari seluruh upaya gagal.

Dengan tidak adanya atmosfer yang memungkinkan penggunaan parasut, pesawat ruang angkasa harus menavigasi medan berbahaya hanya dengan menggunakan pendorongnya untuk memperlambat penurunan.

Misi pribadi yang dilakukan oleh Israel dan Jepang, serta upaya baru-baru ini yang dilakukan oleh badan antariksa Russia, semuanya berakhir dengan kegagalan, meskipun badan antariksa Jepang, menargetkan pertengahan Januari untuk mendaratkan wahana pendarat Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) yang diluncurkan pada bulan September lalu.

Selain instrumen sains yang dibawanya untuk NASA, Peregrine berisi lebih banyak muatan yang dibayar oleh pelanggan swasta, seperti Bitcoin fisik serta sisa-sisa kremasi dan DNA, termasuk milik pencipta Star Trek Gene Roddenberry, penulis fiksi ilmiah legendaris Arthur C. Clarke, dan seekor anjing.

Bangsa Navajo, suku Pribumi terbesar di Amerika, keberatan dengan pengiriman sisa-sisa manusia ke Bulan, dan menyebutnya sebagai penodaan ruang suci. Meskipun mereka diberikan kesempatan untuk mengadakan pertemuan terakhir dengan pejabat Gedung Putih dan NASA, protes mereka diabaikan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top