Minggu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia
Sejumlah warga turut serta dalam penanaman pohon di sekitar Waduk Batu Bangkong, Jakarta, Senin (26/8/2024). Pemprov DKI Jakarta menanam 250 pohon pelindung dan 50 pohon produktif, serta menebar 10.000 benih ikan nila di Waduk Bangkong sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan.
Foto: ANTARA/Muhammad RamdanJAKARTA - Kualitas udara di Jakarta pada Minggu (22/9) pagi masuk kategori tidak sehat dan menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.40 WIB, Indeks Kualitas Udara atau Air QualityIndex (AQI) di Jakarta berada di angka 168 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus PM2.5 berada di angka 80 mikrogram per meter kubik.
Kualitas udara yang tidak sehatdapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, bahkan bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.
Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Delhi, India di angka 174, urutan kedua Lahore, Pakistan di angka 168, urutan keempat Baghdad, Iraq di angka 165, dan urutan kelima London, Kerajaan Inggris di angka 159.
Sebelumnya untuk memantau kualitas udara, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meluncurkan platformterintegrasi yang didukung 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan.
Data yang diperoleh dari SPKUitu ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara. Hal ini dibuat sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.
Laman ini selain menampilkan data dari 31 SPKUyang ada di Jakarta jugamengintegrasikan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies.
Dengan demikian data mengenai kualitas udara di Jakarta nantinya bisa disajikan secara lebih komprehensif.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sah, KPU Sampaikan Paslon Herman Deru-Cik Ujang Raih Suara Terbanyak Pilgub Sumsel 2024
- 2 Warga Harus Waspada, Empat Daerah Sumsel Tetapkan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
- 3 Wakil Rakyat di DPR Tidak Peka soal Penolakan Kenaikan Tarif PPN 12%
- 4 4 Laundry di Kota Semarang Gunakan LPG 3 Kilogram Tak Sesuai Peruntukannya
- 5 Paripurna DPR Setujui Pimpinan dan Dewas KPK 2024-2029, Diharapkan Profesional, Independen, dan Amanah
Berita Terkini
- Banjir Rendam Sebagian Ruas Tol Pandaan-Malang
- Gawat Semoga Tidak Seganas Covid-19, WHO Kirim Tim Ahli ke Kongo Bantu Selidiki Penyakit Misterius
- Dheky Wijaya Tegaskan Pentingnya Penerapan Pancasila dalam Penyelesaian Sengketa Organisasi Advokat
- Pasca Kebakaran 2019 Katedral Notre-Dame Paris Kembali Dibuka
- Donggala Ajak Masyarakat Lestarikan Makanan Tradisional Kaledo