Sabtu, 15 Mar 2025, 17:02 WIB

Militer Irak Berhasil Tewaskan Pemimpin ISIS Paling Berbahaya

Perdana Menteri al-Sudani memuji pembunuhan Abdallah Makki Muslih al-Rufay'i sebagai pukulan besar bagi sisa-sisa ISIS di Irak.

Foto: Istimewa

BAGHDAD - Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, pada Jumat (14/3) mengatakan. Pemimpin kelompok Islamic State in Iraq and the Levant (ISIS di Irak) Abdallah Makki Muslih al-Rufay'i juga dikenal sebagai Abu Khadija, telah dibunuh oleh pasukan keamanan Irak, dengan dukungan koalisi pimpinan AS . 

“Orang-orang Irak terus meraih kemenangan yang mengagumkan atas kekuatan kegelapan dan terorisme,” tulis Sudani dalam sebuah pernyataan di X, seraya menambahkan bahwa Abu Khadija adalah “salah satu teroris paling berbahaya di Irak dan dunia.”

Dari Al Jazeera, pada tahun 2017, Irak mendeklarasikan kemenangan atas ISIS dengan merebut kembali semua wilayah yang dikuasai kelompok bersenjata tersebut sejak musim panas tahun 2014, yang diperkirakan mencakup sekitar sepertiga wilayah negara tersebut.

Tetapi kelompok itu masih memelihara sel-sel tersembunyi di wilayah yang luas di Irak dan kadang-kadang melancarkan serangan.

Pengumuman hari Jumat bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri sementara Suriah Asaad al-Shaibani ke Irak, di mana ia mengatakan pemerintahnya siap untuk “memperkuat kerja sama” dalam perang melawan sisa-sisa ISIS.

“Keamanan adalah tanggung jawab bersama,” kata al-Shaibani dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein di Baghdad. “Kami siap memperkuat kerja sama dengan Irak dalam memerangi Daesh [akronim bahasa Arab untuk ISIL] di sepanjang perbatasan. Terorisme tidak mengenal batas,” kantor berita resmi INA melaporkan.

Ia juga mengatakan salah satu tujuan kunjungan hari Jumat adalah untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara, dan membuka kembali perbatasan akan menjadi langkah mendasar dalam melakukannya.

Irak menutup perbatasan dengan alasan keamanan menyusul serangan kilat oposisi yang menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada bulan Desember.

Hubungan antara kedua negara tetangga menjadi rumit sejak lengsernya al-Assad, yang merupakan sekutu dekat pemerintah di Baghdad.

Meskipun Irak merupakan mitra strategis Amerika Serikat, negara itu juga merupakan sekutu utama Iran. Beberapa kelompok bersenjata Irak bertempur untuk mempertahankan kekuasaan al-Assad selama perang saudara Suriah yang berlangsung selama 13 tahun yang dimulai dengan tindakan keras pasukan keamanan terhadap protes demokrasi pada tahun 2011.

Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa, yang berusaha menampilkan citra moderat sejak berkuasa, pernah berperang bersama al-Qaeda di Irak melawan pasukan AS dan sekutunya.

Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: