Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perebutan Pengaruh

Militer AS Siap Kembali ke Teluk Subic Filipina

Foto : AFP

Pangkalan Subic l Dua pelaut AS berjalan di dek USS Essex saat kapal perang Angkatan Laut AS itu merapat di pangkalan Teluk Subic pada Oktober 2006 lalu. Pangkalan Subic ini pada awal era ’90-an pernah jadi pangkalan Angkatan Laut AS.

A   A   A   Pengaturan Font

SUBIC - Militer Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan kembali ke pangkalan di Teluk Subic di Filipina karena kekhawatiran atas meningkatnya kehadiran maritim Tiongkok, kata seorang pejabat tinggi badan lokal yang mengawasi zona pelabuhan bebas itu.

Militer AS akan kembali ke Teluk Subic setelah 30 tahun meninggalkan daerah yang pernah menjadi pangkalan militer terbesar mereka di Asia.

Bekas Pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Subic, yang menghadap Laut Tiongkok Selatan (LTS), telah menjadi pelabuhan bebas yang ramai yang mempekerjakan sekitar 150.000 penduduk lokal dan dikelola oleh Otoritas Metropolitan Teluk Subic (Subic Bay Metropolitan Authority/SBMA).

Manila dan Washington DC telah bernegosiasi untuk menyiapkan lima lokasi lagi di negara Asia itu untuk membangun fasilitas militer AS dan menyiapkan senjata di bawah Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan (Enhanced Defense Cooperation Agreement/EDCA).

Ketua SBMA, Rolen Paulino, pada Rabu (23/11) mengatakan bahwa dia akan sangat terkejut jika Teluk Subic tidak menjadi suatu lokasi dari EDCA itu saat selama perang, dan pada waktu yang sangat penting.

Pernyataan itu disampaikan Paulino sehari sebelum peringatan 30 tahun keberangkatan Angkatan Laut AS dari pelabuhan yang telah dikuasainya selama hampir 94 tahun.

Serangkaian acara diadakan Kamis di pelabuhan bebas untuk menandai HUT ke-30 pendirian SBMA, termasuk tampilan publik pesawat sipil dan helikopter Angkatan Laut Filipina di bandara Subic yang sekarang sedang diubah fungsinya untuk pengawasan dan pelatihan penerbangan.

Ditandatangani pada 2014, EDCA kemungkinan akan berlanjut melampaui periode 10 tahunnya, seperti yang ditunjukkan oleh minat baru AS dalam membangun pangkalan baru di Filipina dan pendanaan baru untuk meningkatkan situs-situs EDCA yang ada. "Ketegangan di Selat Taiwan dan meningkatnya permusuhan antara AS dan Tiongkok menjadi perhatian," ucap Paulino.

Kunjungan Dubes AS

Pada 9 November lalu, Duta Besar AS untuk Filipina, Mary Kay Carlson, mengunjungi Teluk Subic dan galangan kapal yang diakuisisi oleh perusahaan swasta AS Cerberus Capital Management LP pada tahun ini. Angkatan Laut Filipina juga mulai menduduki sebagian galangan kapal sebagai pangkalan angkatan laut barunya. Paulino yakin kunjungan Carlson memperkuat pentingnya Teluk Subic bagi AS.

Sementara itu seorang pejabat senior Filipina mengatakan dua perusahaan Tiongkok sebelumnya ingin mengambil alih galangan kapal itu, tetapi AS telah turun tangan.

Seperti yang diperintahkan oleh Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, Manila pada Kamis (24/11) lalu menulis catatan verbal ke Tiongkok untuk mencari klarifikasi tentang "kontak" pada 20 November antara Angkatan Laut Filipina dan Penjaga Pantai Tiongkok di dekat Pulau Thitu yang diduduki Filipina dan sebuah wilayah perairan maritim yang diperebutkan.

Pihak berwenang Filipina mengatakan penjaga pantai Tiongkok dengan paksa mengambil puing-puing yang menyerupai roket Tiongkok yang diluncurkan pada Oktober.

Sebuah perahu karet milik Penjaga Pantai Tiongkok mendekati sebuah kapal AL Filipina yang menarik puing-puing ke pulau itu dan dua kali berusaha memblokir jalan kapal sebelum akhirnya awak kapal Tiongkok memotong tali penarik puing dan mengambil objek yang diduga roket Tiongkok itu. Ant/Kyodo-OANA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top