Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Termometer Pelacak Demam

Mewaspadai Demam

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Wabah pandemi virus corona melanda seluruh dunia, hal ini membuat banyak di antara masyarakat yang mulai curiga terhadap keluhan yang tiba-tiba mereka rasakan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), beberapa gejala yang perlu masyarakat waspadai setidaknya adalah demam, batuk, dan sesak napas. Tapi, setiap orang yang terinfeksi virus corona tidak selalu menunjukkan demam, batuk, dan sesak napas. Ada gejala lain yang mungkin tidak mereka sadari, ada juga yang tidak menunjukkan gejala.
Menurut dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD dari Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, sejak awal wabah virus corona, gejala yang paling umum dan banyak pasien alami, mencapai 98 persen, ialah demam tinggi di atas 38,5 derajat Celsius. Meskipun virus tersebut sudah mengalami mutasi, pada sebagian orang rentan perlu mewaspadai diri dan curiga jika sudah mengalami demam tinggi, bahkan hanya dengan suhu tubuh 37,8 derajat Celsius.
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38 derajat Celcius. Demam menandakan adanya penyakit atau kondisi lain di dalam tubuh. Demam umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit penyebab penyakit. Beberapa penyakit yang sering menyebabkan demam adalah flu, radang tenggorokan, dan infeksi saluran kemih.
Selain penyakit, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya demam, yaitu terkena kondisi cuaca dan suhu panas yang berlebihan, siklus menstruasi, reaksi setelah pemberian imunisasi pada anak, serta efek samping obat-obat tertentu.
Meskipun kadang mengkhawatirkan, sebagian besar demam yang disebabkan oleh infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika demam sudah mencapai suhu lebih dari 38 derajat Celcius, diperlukan penanganan untuk mengatasi rasa tidak enak pada tubuh akibat demam dan mengobati penyebabnya.

Gejala Demam
Demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38 derajat Celcius dari suhu tubuh normal, yaitu antara 36,1 derajat Celcius sampai 37,2 derajat Celcius. Demam merupakan gejala dari beragam kondisi dan penyakit. Biasanya, demam akan disertai gejala lain akibat kondisi yang jadi penyebabnya. Gejala tersebut diantaranya, berkeringat, sakit kepala, menggigil, lemas,nyeri otot, nyeri kepala, kehilangan nafsu makan, keluar keringat dingin, dehidrasi, batuk, nyeri tenggorokan,nyeri telinga,diare, muntah-muntah, badan rasanya capek, leher kaku, mata sangat sensitif terhadap cahaya, timbul bercak-bercak kemerahan pada kulit, sesak napas, cenderung mengantuk terus-menerus, tidak mau minum dan frekuensi buang air kecil berkurang.

Demam dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit infeksi, seperti infeksi virus, bakteri, jamur, parasit. Penyakit yang menyebabkan peradangan kronis, seperti reumathoid arthritis (kelenjar tiroid yang terlalu aktif). Lalu terkena kanker hati, kanker paru-paru dan lainnya. Penyakit akibat gigitan nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan chikungunya. Bisa juga karena minum obat yang akan memperlihatkan gejala demam. Berdiri terlalu lama di bawah sinar matahari. Menerima beberapa jenis imunisasi, seperti difteri dan tetanus.
Demam ini akan memunculkan beberapa komplikasi antara lain dehidrasi, halusinasi orang terkena demam sering berbicara ngawur atau mengigau. Pada anak-anak bisa kejang-kejang.
Dokter akan mendiagnosis demam dengan cara mengukur suhu tubuh orang yang demam dengan menggunakan termometer. Kemudian dokter akan mencari tahu penyebab demam dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik menyeluruh, serta pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Karena demam merupakan gejala dari suatu kondisi atau penyakit, pengobatannya perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk mengatasinya dengan beristirahat, minum air putih yang cukup, dan mengonsumsi obat penurun demam, seperti paracetamol. Apabila demam disebabkan oleh infeksi, maka dokter akan memberikan obat untuk mengatasi infeksi tersebut. Beberapa obat yang dapat diberikan diantaranya obat antivirus, antibiotic dan antijamur
Demam dapat dicegah hanya jika kondisi atau penyakit yang menyebabkan demam dapat dihindari. Beberapa faktor risiko demam yang harus diperhatikan diantaranya kontak dengan orang yang sedang sakit. Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman. Sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Anak-anak lebih berisiko mengalami demam.
Untuk pencegahan demam bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih, seperti selalu mencuci tangan jika terpapar dengan benda atau lingkungan yang tidak steril, menutup mulut serta hidung ketika batuk atau bersin, dan tidak saling meminjamkan peralatan makan dan minum pribadi. Terlebih lagi di masa pandemic Covid-19, menggunakan masker saat berada di luar rumah atau bertemu orang lain dan menjaga jarak. Bila sudah melakukan pencegahan, tapi demam masih menyerang dan dirasakan semakin tidak enak pada tubuh, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Hal lain untuk mengetahui demam adalah dengan memantau suhu tubuh. Dari laman Trendhunter.com diulas bagaimana sebuah thermometer suhu yang dipasang di telinga. Termometer Degree memang dibuat untuk memantau kondisi suhu pada anak. Mengawasi demam pada anak berarti harus melakukan pembacaan konstan kondisi suhu tubuhnya sepanjang hari dan malam. Termometer suhu Degree bertujuan untuk mengubahnya agar lebih mudah bagi semua orang yang terlibat.
Dipasang di telinga anak, termometer ini memungkinkan orang tua untuk terus melacak suhu tubuh anak, memantaunya dari waktu ke waktu, untuk melihat apakah itu menjadi lebih baik atau lebih buruk. Ini dapat menghilangkan dugaan yang terkait dengan mengetahui apakah boleh tinggal di rumah, atau lebih baik pergi ke kantor atau ke dokter.

Termometer suhu Degree adalah karya desain Greta dan Johannes Kreuzer sebagai respons terhadap anak mereka sendiri, yang menderita kejang dan demam. Termometer Degree telah dirancang agar sesuai dengan anak-anak berusia 10 bulan dan 12 tahun.

Aplikasi termometer Degree untuk anak-anak, perangkat thermometer dipasang di telinga dengan desainnya yang ergonomis. Penempatan yang baik dari sensor infra merah adalah kunci untuk pengukuran suhu tubuh yang akurat. Setelah mendownload aplikasi alat tersebut, anak bisa memakai termometer kecil, ringan dan lembut ini di telinganya selama dia dalam kondisi demam.
Kurva suhu di dalam aplikasi menunjukkan zona suhu dari normal dan meningkat hingga demam dengan warna hijau, kuning, dan merah. LED di bagian belakang termometer menunjukkan warna yang sama. Orang tua selalu dapat memantau suhu tubuh anak kapan saja dan di mana saja tanpa perlu mengukurnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top