Meski Harga Tinggi, Pasokan Cabai Aman
Pedagang cabai.
Foto: jakarta.go.idJAKARTA – Curah hujan deras dan angin kencang di daerah produsen cabai cukup mempengaruhi pasokan ke Jakarta. Hal ini membuat harga-harga cabai meroket. “Harga cabai Jakarta melonjak dalam beberapa waktu belakangan. Bahkan, harga cabai rawit merah tingkat eceran sempat mencapai 120.000 per kilogram,” tutur Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta, Suharini Eliawati, Jumat (10/1).
Menurutnya, produksi cabai daerah sentra terganggu karena curah hujan deras dan angin kencang sekitar lahan pertanian. Akibatnya, pasokan cabai ke Jakarta menurun hingga 56 persen dari kondisi normal.
Untuk itu, Pemprov Jakarta melalui OPD, BUMD dan Satgas Pangan memantau rutin ketersediaan dan harga cabai di pasar. Tujuannya untuk mengantisipasi krisis pasokan dan lonjakan harga.
Suharini menyampaikan, berbagai langkah strategis lain juga dilaksanakan seperti menggelar program Pangan Murah Keliling. Di sini dijual cabai dan dilakukan di berbagai lokasi. contoh, kantor instansi Pemprov, rumah susun, dan tempat strategis lainnya.
“Pemprov Jakarta juga melakukan operasi pasar. Kegiatan ini dilakukan Perumda Pasar Jaya, termasuk di wilayah Kepulauan Seribu,” tambahnya. Kemudian memanfaatkan fasilitas BUMD untuk mengembangkan pertanian kota (urban farming) khususnya untuk komoditas cabai.
Lebih jauh Suharini menjelaskan, Pemprov Jakarta juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan produsen daerah. Langkah ini penting untuk mengatasi kendala pasokan akibat cuaca ekstrem. Dia berharap, kebijakan tersebut mampu meredam gejolak harga cabai dan menjamin pasokan tetap tersedia bagi masyarakat Jakarta.
“Upaya kami fokus menstabilkan harga dan memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Pemprov Jakarta berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi dampak lonjakan harga bagi warga,” tandasnya.
Menurun
Sebelumnya, harga cabai Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (9/1), mulai turun. Pasokan dari sejumlah daerah pun saat ini masih terbilang aman. “Pada Tahun Baru Imlek, harga cabai bisa naik lagi,” ucap Supri (49), salah seorang pedagang cabai di Pasar Induk Kramat Jati. Menurutnya, fluktuasi harga cabai dipicu menjelang perayaan Imlek dan musim hujan.
“Pada Tahun Baru Cina, harga cabai bisa naik, tergantung pada cuaca,” katanya. Untuk pasokan, Supri mengaku, masih cukup aman. Setiap hari sekitar 2,5 ton hingga tiga ton kiosnya dipasok cabai. Pasokan datang dari daerah Banyuwangi, Temanggung, Magelang, Jombang, Wonosobo, dan Boyolali.
Dia mengungungkapkan, saat ini harga cabai rawit merah atau rawit setan turun dari90.000 menjadi 80.000 sekilo. Untuk jenis cabai merah keriting masih stabil di kisaran 45.000-50.000 per kilogram. Kemudian cabai rawit hijau40.000. Sedangkan cabai rawit hijau kecil 60.000. “Yang turun hanya cabai rawit merah,” lanjutnya.
Supri memperkirakan, harga semua jenis cabai akan menurun saat musim panen raya nanti. Namun, karena saat ini masih musim hujan, produksi berkurang. Sedangkan Rustinah (51), salah seorang pembeli dari Tanjung Priok, Jakarta Utara, berharap jelang Imlek harga cabai stabil. “Semoga menjelang imlek harga cabai terus turun,” tukasnya.
Berdasarkan data, pasokan ke Pasar Induk Kramat Jati untuk cabai merah keriting setiap hari sekitar 17 ton. Cabai merah besar enam ton dan cabai rawit merah 13 ton. Lalu, cabai rawit hijau enam ton.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 4 Basarnas evakuasi jenazah diduga WNA di tebing Uluwatu
- 5 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya