![Merdeka dari Kapitalisasi Data](https://koran-jakarta.com/images/article/phpdbl3ui_resized.jpg)
Merdeka dari Kapitalisasi Data
![Merdeka dari Kapitalisasi Data](https://koran-jakarta.com/images/article/phpdbl3ui_resized.jpg)
Medsos menyumbang terciptanya samudera data digital. Komentar, unggahan gambar maupun video, tautan, atau bahkan cuma lambang acungan jempol tanda like dapat menjadi data. Barangkali masih ingat kasus Cambridge Analytica, perusahan konsultan politik yang memiliki kantor di New York, Washington dan London berhasil menambang 50 juta data pengguna Facebook.
Data pengguna Facebook dijadikan bahan untuk kampanye pemenangan Donald Trump masa Pilpres Amerika Serikat. Buntutnya, Facebook menuai hujan kritikan dan hujatan. Harga sahamnya anjlog sampai rugi sekitar 40 miliar dollar AS.
Bocornya data 50 juta pengguna Facebook ke pihak ketiga bermula tatkala Alexander Kogan, akademisi Universitas Cambridge, Inggris, mengenalkan aplikasi kuis digital This is Your Digital Life untuk penelitian. Kogan lantas minta izin Facebook untuk menyelenggarakan kuis menguji kepribadian. Caranya, mengundang sekitar 300 ribu pengguna Facebook berpartisipasi.
Selain mengumpulkan data kepribadian peserta kuis, aplikasi ternyata juga mampu menambang data pribadi teman-teman peserta kuis. Hasilnya, didapat data sekitar 50 juta pengguna Facebook. Data tersebut oleh Kogan di-share ke Cambridge Analytica, yang lantas memanfaatkannya antara lain untuk kampanye pemenangan Donald Trump tahun 2016.
Setelah Cambridge Analytica, belakangan muncul kasus Age Challenge FaceApp yang disinyalemen data para pengguna aplikasi pengubah wajah lewat jejaring medsos kemungkinan dapat disalahgunakan pihak ketiga. Menurut Peter Kostadinov, analis teknologi PhoneArena, seluruh konten pengguna Age Challenge FaceApp seperti nama, wajah, maupun informasi-informasi yang dibagikan akan tersimpan dalam server cloud. Pengembang aplikasi memiliki lisensi untuk mengolah dan memanfaatkannya.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya