Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesawat Supersonik

Merajut Kembali Asa Setelah Banyak Proyek Gagal

Foto : REMY GABALDA / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Apa yang merupakan proyekoff-the-booksmenjadi semakin penting ketika desas-desus tentang eksperimen jet dan roket Jerman mulai berkembang. Angkatan Udara Amerika Serikat (USAAF) mendengar tentang proyek tersebut, dan mereka menginginkan satu perubahan besar: pesawat harus ditenagai oleh mesin roket.

Pesawat bertenaga roket mungkin terdengar konyol, tetapi sangat ideal untuk menembus penghalang suara karena mereka memiliki akselerasi dan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada pesawat jet berukuran sama.

Penerbangan supersonik saat ini dibangun di atas apa yang diajarkan X-1 kepada para insinyur tentang aliran udara supersonik, kinerja material pada kecepatan tinggi, dan bentuk propulsi yang paling efektif, serta data yang diberinya tentang bagaimana penerbangan supersonik mempengaruhi fisiologi manusia.

"Penerbangan yang stabil dalam rezim subsonik telah terjadi sejak Wright bersaudara dan tiba-tiba Anda memiliki pesawat yang Anda rancang untuk melewati kecepatan ini," kata ilmuwan dari University of Texas di San Christopher, Combs. "Itu benar-benar membedakan X-1 sebagai salah satu pesawat paling berdampak yang pernah dibuat. Itu merupakan yang benar-benar menetapkan standar tinggi untuk pesawat X lainnya," imbuh dia.

Menurut Gelzel, masa keemasan pesawat-pesawat X mencapai puncaknya pada akhir 1950-an, dengan penerbangan pertama X-15 Amerika Utara pada 1959. Itu adalah demonstran hipersonik, dan masih memegang rekor penerbangan hipersonik berawak tercepat di Mach 6,7 (8.160 kilometer per jam). Antara 1959 hingga 1968, X-15 menunjukkan bahwa pesawat dapat pergi ke luar angkasa, dan kembali, dan tidak memerlukan kapsul dengan parasut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top