Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyembuhkan Pluralisme lewat Pendidikan

A   A   A   Pengaturan Font

Guru yang seharusnya menjadi teladan dalam proses pendidikan, justru menjadi salah satu sumber utama antipluralisme. Kondisi ini tentu memprihatinkan, mengingat pendidikan yang seharusnya mencerahkan, membebaskan, dan memberdayakan, justru menjadi teror bagi keberlangsungan hidup negara Indonesia. Menurut mendiang Romo Mangun, agama pada dasarnya memiliki sifat eksklusif. Namun, tetap terbuka lebar untuk saling menghormati dan menghargai.

Dalam menjalani kehidupan, beragama saja tidak cukup. Sebab agama mengacu kepada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan. Romo Mangun menyebutnya sebagai "dunia atas" (hlm 73). Aspek formal atau ciri ekslusif agama, menurut Romo Mangun, harus disertai dengan religiositas atau sifat inklusif. Religiositas adalah aspek kedalaman manusianya, seperti hati nurani, rasio, dan sisi manusiawinya.

Penghayatannya bisa lewat dunia pendidikan. Misalnya, cara membentuk kurikulum Sekolah Mangunan. Menurutnya, kurikulum sesuatu yang hidup, menyatu dengan kesatuan organis tumbuh kembang anak. Kurikulum bukan tumpukan materi ajar (hlm 77). Hal ini penting mengingat kendala dalam dunia pendidikan kecenderungan menghafal yang kuat, bukan pemahaman, apalagi pengembangan daya kritis dan kreativitas.

Tambah lagi pendidikan yang cenderung disempitkan kepada per-sekolah-an semata, di mana sekolah dihiasi dengan pagar tinggi yang sejajar dengan biaya sekolah. Ironisnya, sekolah yang senyatanya berada di tengah-tengah dunia, justru dirasa menjadi tempat begitu jauh dari dunia, bahkan terasing dari dunia.

Selain menjelaskan arti-Post-Truth, cara kerja, dan dampaknya, buku hendak menggaungkan kembali semangat pendidikan yang dihayati Romo Mangunwijaya. Semangat pendidikan yang dibangun Romo Mangunwijaya dapat dijadikan teladan demi keberlangsungan hidup bangsa. Sebab aktus utama pendidikan adalah belajar, maka sudah seharusnya pendidikan tidak lepas dari pembelajarannya tentang pluralisme.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top