Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyembuhkan Pluralisme lewat Pendidikan

A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 978-602-412-646-9

Secara singkat, Post-Truth merupakan situasi sosial-politik yang mengutamakan keyakinan, meskipun fakta menunjukkan berbeda (hlm 5). Post-Truth menjadi kondisi yang begitu tren di masyarakat Indonesia kini. Salah satu anak kandungnya adalah hoax. Bagi masyarakat era digital, hoax, keributan, ujaran kebencian, hingga teror sudah menjadi santapan setiap hari.

Hal itu sama dengan media sosial yang menjadi suguhan harian. Setiap hari dan setiap sudut masyarakat menggunakan gadget berselancar di dunia maya. Savic Ali menunjukkan data di mana penetrasi penggunaan internet Indonesia 50 persen (hlm 167). Tentu jumlah tersebut tidak sedikit jika disangkutpautkan dengan total penduduk yang mencapai 265,4 juta jiwa pada tahun 2018.

Dapat dibayangkan jika warga sebanyak itu setiap hari hanya mendapati hoax dan berbagai informasi yang tidak jelas kebenarannya. Dampaknya, berkembang subur antipluralitas dalam kehidupan bermasyarakat. Buku menunjukkan secara serius sikap antipluralitas menjadi keprihatinan besar bangsa.

Yogyakarta adalah bukti nyata kesuburan antipluralisme dan mendapati posisinya di urutan 41 dari 94 kota Indonesia. Selain itu, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah menunjukkan, 53,06 persen guru berpemikiran intoleran.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top