Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kearifan Lokal

Menyaksikan Keunikan Ritual Adat di Kota Kupang

Foto : istimewa

Hel Keta

A   A   A   Pengaturan Font

Apakah Anda pernah berkunjung ke Kupang? Ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berada di Pulau Timor, berdampingan dengan negara merdeka Timor Leste. Luas Pulau Timor sendiri adalah sekitar 30.777 km2, sedangkan luas Kota Kupang adalah 180,27 km².

Selain di Pulau Timor, wilayah NTT juga termasuk beberapa pulau di sekitarnya, yaitu Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Alor, Pulau Rote, dan Pulau Komodo, dan sebagainya. Secara umum, Kota Kupang adalah multietnis, tetapi sebagian besar adalah Suku Timor, Suku Sabu, Suku Rote, dan Suku Flores.

Karena keberagaman ini, daerah Kupang juga memiliki kekayaan budaya. Ada sejumlah upacara adat atau ritual yang masih dilakukan oleh masyarakat setempat hingga kini, antara lain:

Ritual Wela Kamba

Hasil gambar untuk Wela Kamba

Ritual Wela Kamba adalah sebuah upacara penyembelihan kerbau yang dilakukan pada acara-acara tertentu. Ritual tersebut dimulai dengan menaburkan beras di kepala dan badan kerbau. Selanjutnya, pemuka adat akan mengayunkan parang ke bagian kepala dan kaki kerbau.

Ritual Wela Kamba diakhiri dengan Gawi Naro atau tarian khas Ende-Lio. Makna ritual ini adalah sebagai tanda ucapan syukur atas perlindungan dan keselamatan terhadap apa yang dimiliki saat ini.

Ritual Reba

Hasil gambar untuk reba kupang

Selain Wela Kamba, ritual lain yang menggambarkan rasa syukur terhadap kesejahteraan yang diberikan oleh Tuhan adalah ritual Reba. Upacara adat ini dilakukan oleh masyarakat Suku Ngada. Material penting dalam ritual ini adalah ubi atau uwi yang dipercaya sebagai jelmaan Dewa Langit. Dewa menjelma dalam bentuk makanan supaya dapat dikonsumsi oleh masyarakat Ngada.

Weleng Wulang

Banyak orang memandang gerhana bulan sebagai sesuatu yang menakutkan. Namun, tidak demikian halnya dengan masyarakat di Kupang. Masyarakat justru akan menyiapkan sebuah upacara untuk menyambut kedatangan gerhana bulan dengan sukacita.

Kebahagiaan tersebut disimbolkan dengan penabuhan gendang dan gong dalam waktu yang bersamaan. Di tengah iringan bunyi-bunyian tersebut, warga bersama-sama akan datang dan berkumpul untuk mengikuti upacara. Dalam ritual ini, warga akan menampilkan tarian, nyanyian, dan iringan musik.

Hel Keta

Ritual yang masih berlangsung hingga saat ini adalah Hel Keta, yaitu sebuah prosesi khusus bagi pasangan yang akan menikah. Biasanya, acara Hel Keta diadakan malam sebelum hari pernikahan. Dalam pelaksanaan ritual, calon pengantin pria dan calon penganten wanita harus mengenakan pakaian adat.

Menariknya, ritual ini diadakan di pertengahan jalan di antara kedua rumah calon pengantin. Selain ucapan syukur, ini adalah sebuah simbol bahwa calon pengantin telah siap untuk berumah tangga. Pada saat ritual biasanya dilakukan penyembelihan ayam atau babi. Upacara Hel Keta hanya dilakukan apabila pengantin berasal dari suku yang berbeda.

Dabba Ae

Ritual lainnya di Kupang adalah Dabba Ae. Ritual ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Pulau Raijua. Makna ritual tersebut adalah sebagai simbol perdamaian dengan sesama manusia. Sebelumnya, di Pulau Raijua sering kali terjadi perang yang memakan korban jiwa. Dalam prosesi ritual ini, masyarakat akan melepaskan dua ayam untuk bertarung sebagai ganti pertikaian manusia.

Inilah 5 ritual adat di Kupang yang menarik untuk disaksikan. Jika Anda berasal dari luar kota, berkunjunglah ke Kupang dengan memanfaatkan tiket Citilink murah. Untuk mendapatkan harga tiket pesawat online terbaik, Anda bisa menggunakan aplikasi Airy.

Selain murah, Anda juga bisa melakukan refund dan reschedule apabila rencana tidak berjalan sesuai ekspektasi. Airy juga menyediakan jaminan kepuasan dan perlindungan keamanan pada saat bertransaksi sehingga risiko kekecewaan dapat diminimalisir. Selamat berlibur! ima/R-1

Miliki Kekayaan Terpendam

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Provinsi NTT memiliki kekayaan terpendam di Indonesia.

"NTT adalah provinsi yang memiliki banyak kekayaan. Namun sayangnya kurang diperhatikan selama ini, karena manajemen pembangunan tidak dilakukan secara holistik dan terintegrasi," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, beberapa waktu lalu.

Ia mengaku bahwa selama ini provinsi berbasis kepulauan itu tidak diurus secara terintegrasi dan holistik apalagi Kota Larantuka, ibu kota Flores Timur yang memiliki begitu banyak kekayaan yang terpendam.

Gambar terkait

Menko Luhut kemudian memberi contoh terhadap potensi garam di NTT. "Potensi garam di daerah ini, jika dikelola secara maksimal, bisa menutup garam impor yang berlangsung selama ini," katanya.

Lahan garam di NTT, menurut data yang dimiliki Pemerintah, dari 1 hektare lahan garam bisa menghasilkan 100 ton garam, artinya bila ada 21.000 hektare lahan garam, bisa memproduksi hingga 21 juta ton garam.

"Apabila dikalkulasi dengan perhitungan biaya saat ini, maka akan ada perputaran uang sekitar Rp30 triliun di NTT, dan hanya dari garam," katanya.

Namun, Menko Luhut menegaskan, masyarakat lokal pun harus mendapatkan manfaat dari potensi garam ini, terutama masyarakat sebagai pemilik tanah yang dijadikan lahan garam.

"Saya sudah bilang juga dengan pengusaha-pengusaha dan PT Garam, pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati, jadi semua terintegrasi," katanya.

"Saya juga sudah berpesan kepada semua pihak termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang, tanah yang punya rakyat itu harus menikmati garam," katanya menegaskan.

Menko Luhut juga berharap Gereja, MUI, pastor, pendeta dan tokoh masyarakat untuk mengajarkan kebersihan kepada masyarakat.

"Saya tanya Pak Gubernur turis ke NTT katanya mencapai satu juta dan mungkin tahun depan sekitar satu juta dua ratus kalau infrastruktur kita perbaiki maka 2019 akan mencapai dua juta turis," ujarnya.

Menko Luhut menyatakan bahwa Labuan Bajo sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata terbaik dan berharap NTT mengembangkan potensi pariwisata lainnya namun harus memperhatikan masalah kebersihan.

Bila pariwisata NTT berkembang maka diperkirakan NTT akan menjadi propinsi kaya dengan pendapatan Rp60 triliun dari garam dan pariwisata. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top