![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Observatorium Kecil yang Memberi Manfaat Besar di Bidang Sains
Foto: NASA/JPL-CaltechSPHEREx singkatan Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization, and Ices Explorer merupakan observatorium atau teleskop luar angkasa inframerah yang akan melakukan survei seluruh langit. Teleskop ini akan mengukur spektrum inframerah dekat dari sekitar 450 juta galaksi.
SPHEREx dijadwalkan untuk diluncurkan pada tanggal 27 Februari 2025 dengan roket Falcon 9 Block 5 bersama mikrosatelit PUNCH dari Vandenberg Space Force Base. Peneliti utamanya adalah Jamie Bock, seorang ilmuwan di Institut Teknologi California di Pasadena
Foto: NASA/JPL-Caltech
“SPHEREx merupakan bukti nyata dari upaya melakukan sains besar dengan teleskop kecil,” kata Beth Fabinsky, wakil manajer proyek SPHEREx di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan, selama pengarahan tersebut.
Tim tersebut mengatakan biaya SPHEREx sekitar 488 juta dollar AS tidak termasuk beberapa biaya yang akan datang. Angka ini kedengarannya mahal, tetapi disebut termasuk cukup murah dalam hal biaya misi luar angkasa. Apalagi jika mempertimbangkan apa yang pada akhirnya didapat dari SPHEREx untuk buku teks ilmiah.
Dengan anggaran ini, wahana antariksa tersebut juga dibuat dengan sangat cermat, dengan perhatian diberikan pada beberapa aspek utama dari strukturnya. Beratnya tergolong cukup ringan sekitar 1.100 pon atau 550 kilogram.
“Beratnya sekitar 1.100 pon, jadi sedikit lebih ringan dari grand piano, dan menggunakan daya sekitar 270-300 watt lebih ringan dari lemari es,” kata Fabinsky.
“Alat ini menghasilkan daya lebih besar daripada yang dibutuhkannya dengan menggunakan panel surya tebal, sangat mirip dengan yang mungkin Anda miliki di atap rumah Anda,” tambahnya.
Namun, kekhawatiran yang paling mendesak dalam hal pencitraan inframerah adalah bahwa instrumen yang melakukan pencitraan tidak boleh terpapar panas karena itu akan mengganggu data. “Jika terlalu hangat, mereka akan dibutakan oleh cahaya hangat mereka sendiri,” kata Fabinsky.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Namun sayangnya, di luar angkasa, teleskop ini akan menemukan salah satu objek terpanas yaitu matahari yang kemungkinan akan berpengaruh pada kinerja wahana antariksa.Itulah sebabnya orbit khusus SPHEREx dipilih untuk menjauhkannya dari sinar matahari.
Teleskop ini juga berada di lokasi yang dirancang untuk melindunginya dari panas matahari setiap saat, yang dikenal sebagai Titik Lagrange 2. “Kami memiliki tiga pelindung foton berbentuk kerucut konsentris,” jelas Fabinsky.
Ia menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana tim berencana untuk menjaga SPHEREx pada suhu dingin yang sesuai.Para anggota tim melindungi instrumen yang terlampir di bagian tengah dari sinar matahari dan cahaya Bumi bersama dengan tiga pelat lengkung di bagian bawah muatan yang disebut radiator V-groove. hay
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Bursa Makin Bergairah! 15 Juta Investor Ramaikan Pasar Modal Indonesia