Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menteri Tjahjo: Kita Bersyukur, Indonesia Cepat Dapatkan Vaksin, di Saat Negara Lain Masih Kesulitan

Foto : Istimewa

Menpan RB, Tjahjo Kumolo.

A   A   A   Pengaturan Font

MAGETAN - Hari Senin (5/4), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo meresmikan Mal Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Dalam sambutannya, usai meresmikan MPP Magetan, Menteri Tjahjo sempat menyinggung soalpandemi Covid-19 yang sedang mendera dunia, termasuk Indonesia.

Kata Menteri Tjahjo, pandemi Covid-19 ini adalah ujian yang sangat berat yang sedang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Tapi, bukan berarti, lantas semua harus pesimistis. Ujian ini harus dijawab dan diatasi.

"Visi Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia Maju sedang menghadapi ujian yang sangat berat," kata Menteri Tjahjo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Selasa (6/4).

Menghadapi pandemi Covid-19 ini, lanjut Tjahjo, pemerintah tentunya tidak berpangku tangan begitu saja. Justru, pemerintah sangat bekerja keras. Menggunakan berbagai cara dalam mengendalikan pandemi Covid-19.

"Pandemi ini telah benar-benar menguras pikiran dan menggugah rasa kemanusiaan kita," katanya.

Salah satunya, kata dia, berjuang untuk mendapatkan vaksin. Dan, dengan perjuangan berbagai pihak di pemerintahan, Indonesia bisa mendapatkan vaksin dalam jumlah besar di saat negara lain, kesulitan mendapatkannya. Ini tentunya patut disyukuri.

"Kita patut bersyukur bisa menjadi salah satu negara yang bisa cepat mendapatkan vaksin," katanya.

Menteri Tjahjo menambahkan, dalam situasi sulit seperti ini, pemerintah juga tetap konsisten dalam semua program. Selain penanganan pandemi, pemerintah terus berusaha memulihkan ekonomi. Program-program prioritas nasional bantuan insentif bagi masyarakat terdampak pandemi terus dilakukan.

"Terus digulirkan, pembangunan infrastruktur juga terus dijalankan. Dan tentu saja yang kita inginkan adalah penciptaan lapangan kerja yang akan terus kita upayakan," ujarnya.

Menteri Tjahjo juga mengingatkan arahan Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu kepada para kepala daerah, khususnya Bupati dan Wali Kota. Kata dia,Presiden mengingatkan bahwa penanganan pandemi belum berakhir. Risiko penyebaran masih tinggi, tetapi di satu sisi harus ada sektor ekonomi yang perlu digerakkan.

"Jangan sampai angka penderita yang melandai membuat kewaspadaan kita lengah," katanya.

Sebab, kata dia,di banyak negara seperti India maupun negara-negara Eropa yang sempat mengalami penurunan jumlah penderita dengan signifikan dalam waktu 1 bulan terakhir, tiba-tiba kembali terjadi ledakan kasus dengan jumlah puluhan ribu per harinya. Karenanya, semua jangan lengah. Harus tetap mentaati protokol kesehatan.

"Virus ini tidak terlihat, media yang terdapat virus juga kita tidak tahu. Terlebih dengan munculnya beberapa varian baru virus Covid-19 yang lebih cepat menyebar dan bahkan beberapa tidak terdeteksi oleh tes swab PCR. Poin inilah yang perlu menjadi pembelajaran dan perhatian kita semua agar tetap waspada dan tidak lengah," kata mantan Menteri Dalam Negeri tersebut.

Intinya, kata Tjahjo, Gerakan 3T yakni Tracing, Testing, Treatment harus tetap diintensifkan. Begitu juga dengan gerakan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas, mesti benar-benar diterapkan masyarakat secara disiplin.

"Kita harus betul-betul disiplin dilaksanakan. Kedua hal ini masih merupakan paket dan upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19," ujarnya.

Pengetatan dan disiplin dalam penerapannya, lanjut Menteri Tjahjo, akan sangat mempercepat pemulihan pandemi. Vaksin memang sudah ada dan memang sangat bermanfaat untuk perlindungan spesifik, tapi bukan satu-satunya cara pencegahan. Yang berada di garis depan adalah pencegahan yang dilakukan masing-masing individu. Pencegahan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri.

"Kita semua sudah rindu suasana yang normal, berkegiatan seperti sedia kala, dan kehidupan yang tidak dicekam ketakutan," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top