Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menpan RB: Memahami Pancasila Harus Disertai Sikap Progresif

Foto : Agus Supriyatna

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan memahami Pancasila harus disertai sikap progesif, termasuk aktualisasinya dalam berbagai bidang pemerintahan dan kemasyarakatan.

"Tidak terkecuali dalam konteks reformasi birokrasi," kata Menteri Tjahjo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/6).

Reformasi birokrasi sendiri, kata dia, merupakan salah satu prioritas program pemerintah. Reformasi birokrasi harus dimaknai memberikan pelayanan yang lebih mudah, proses perizinan pemerintah lebih cepat, dan pengambilan keputusan yang cepat dan akurat. Reformasi birokrasi ini berkeinginan agar setiap warga mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya sebagai wujud pelayanan kemanusiaan yang merdeka.

"Pelayanan kemanusiaan yang merdeka yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, tidak lepas dari semangat ketika Pancasila dilahirkan," ujarnya.

Tujuan dari semangat lahirnya Pancasila itu sendiri, lanjut Tjahjo, adalah untuk membebaskan bangsa Indonesia dari berbagai belenggu penjajahan, mengubah mental terjajah menjadi penuh percaya diri, mengubah ekonomi terjajah menjadi ekonomi kerakyatan maupun mengubah sistem politik yang feodal dan meminggirkan rakyat menjadi sistem politik pemerintahan yang demokrasi.

"Pelayanan kemanusiaan yang merdeka juga memiliki perspektif keluar menjadikan Indonesia sebagai bagian dalam mengisi taman sari dunia," kata mantan Sekjen PDIP tersebut.

Ditambahkannya, pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah Indonesia tidak mengkhususkan bagi bangsa Indonesia, maupun bangsa-bangsa tertentu. Pelayanan pemerintahan bukan hanya bagi Warga Negara Indonesia saja, tetapi juga penduduk asing yang tinggal di Indonesia sebagai wujud dalam membangun persahabatan dengan semua bangsa guna menciptakan tata dunia baru yang lebih berkeadilan dan damai.

"Terkait dengan hari lahir Pancasila, pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 telah menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila sebagai bagian dari sejarah ketatanegaraan Indonesia," ujarnya.

Pada peringatan hari lahir Pancasila Tahun 2022 ini, kata dia, tema yang diambil adalah, "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia." Bangkit artinya membangunkan tekad, semangat dan kehendak agar secepatnya bangsa Indonesia bisa pulih dari segala dampak pandemi yang telah melanda selama 2 tahun terakhir. Bangkit juga kesiapsiagaan untuk menghadapi segala tantangan dan ancaman sebagaimanaakhir-akhir ini terjadi adanya ideologi lain yang ingin menggantikan Pancasila.

"Dengan bangkit, dibangun kesadaran untuk berjuang bagi bangsa dan negara. Bangkit bersama mendukung tekad, bagaimana gotong royong menjadi cara bersama bagi seluruh komponen bangsa untuk membangun peradaban dunia. Seperti yang dijelaskan dalam sila ketiga Pancasila yakni persatuan Indonesia," katanya.

Tekad membangun peradaban dunia, kata Tjahjo, menunjukkan pentingnya menggelorakan kembali kepemimpinan Indonesia bagi dunia seperti ditunjukkan ketika Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 di Bandung maupun Gerakan Non-Blok lainnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top