Menlu Singapura: Dunia Harus Menetapkan Aturan untuk Teknologi AI dalam Pertempuran
Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, mengatakan, munculnya AI yang lebih canggih dengan kemampuan transaksional akan berdampak besar pada masyarakat, politik dan ekonomi.
NEW YORK - Dunia tengah ramai membicarakan mengenaiAI generatif, yang dapat menghasilkan konten baru berdasarkan pola dan struktur data yang dilatihnya. Namun versi pengembangan kecerdasan buatan paling mutakhir, baru-baru ini telah membuat Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan prihatin.
Dikutip dari The Straits Times, Balakrishnanmengatakan munculnya AI yang lebih canggih dengan kemampuan transaksional, kemampuan untuk bernegosiasi, bertransaksi, berkomunikasi, memobilisasi dan berinteraksi dengan agen AI lain serta dengan manusia, akan berdampak besar pada masyarakat, politik dan ekonomi.
"Terkadang tidak mungkin mengetahui apakah entitas yang Anda ajak bernegosiasi adalah agen AI atau manusia," katanya pada akhir kunjungannya ke PBB minggu ini.
Hal ini mungkin memiliki implikasi yang sangat berbahaya di bidang pertahanan, katanya, ketika AI menjadi pemicunya dan kecerdasan manusia ditantang oleh kecepatan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
"Salah satu dampaknya adalah hal ini mengurangi secara signifikan waktu pengambilan keputusan, tidak hanya bagi komandan militer di lapangan, namun juga bagi panglima tertinggi, presiden, dan perdana menteri untuk menentukan respons strategis yang tepat," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya