Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menlu AS Umumkan Strategi Baru Akhiri HIV/AIDS Tahun 2030

Foto : Youtube/Departemen Luar Negeri AS

Tangkapan layar- Menlu AS Antony Blinken berbicara di acara Hari AIDS Sedunia di Hay-Adams Hotel di Washington D.C. pada 2 Desember 2022

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada mereka yang menghadiri acara Hari AIDS Sedunia hari Jumat (2/12) di Departemen Luar Negeri bahwa pemerintahan Biden meluncurkan strategi global lima tahun untuk mengakhiri epidemi HIV/AIDS pada tahun 2030.

VOA melaporkan, Sabtu (3/12), pemerintah AS merilis rencana pada Kamis (1/12) untuk meningkatkan tanggapannya terhadap HIV/AIDS dengan tujuan baru secara global dengan fokus baru pada populasi yang rentan.

"Terlalu banyak negara yang masih memiliki sistem kesehatan masyarakat yang rapuh dan kekurangan sumber daya, sehingga membuatnya sulit untuk menawarkan layanan di luar pengobatan HIV/AIDS, dan itu melemahkan kemampuan kami untuk menanggapi ancaman yang muncul," kata Blinken kepada hadirin.

Dia menambahkan, "Kami sekarang memiliki Strategi PEPFAR lima tahun yang baru; kami meluncurkannya kemarin. Dan tujuan utama dari strategi tersebut adalah untuk mengisi kesenjangan yang ada."

Acara yang diselenggarakan oleh Business Council for International Understanding (BCIU) di Washington, D.C. itu menandai hampir dua dekade, sementara program Rencana Darurat Presiden AS untuk Bantuan AIDS (PEPFAR) telah membantu lebih dari 50 negara di seluruh dunia memerangi epidemi AIDS sekaligus meningkatkan keamanan kesehatan global, dan pembangunan ekonomi.

"Tapi inilah kenyataannya. Bahkan saat kita merayakan keberhasilan PEPFAR, kita tidak boleh melupakan pekerjaan yang sangat serius yang masih diperlukan untuk mengakhiri epidemi HIV global pada tahun 2030. Tingkat infeksi kembali meningkat di banyak bagian dunia," kata Blinken.

HIV/AIDS masih tetap menjadi ancaman serius bagi populasi global.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top