Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gelombang Migran

Menlu AS dan Meksiko Bahas Krisis di Perbatasan

Foto : AFP/Pedro Pardo

Pertemuan Menlu I Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo (kiri), saat diterima kunjungannya oleh Presiden Meksiko terpilih, Andres Manuel Lopez Obrador (tengah) dan Menlu Meksiko, Marcelo Ebrard, pada 13 Juli lalu. Menlu AS dan Meksiko pada Minggu (2/12) kembali bertemu untuk membahas krisis gelombang migran di perbatasan dua negara.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Meksiko yang baru, Marcelo Ebrard, pada Minggu (2/12) melakukan pertemuan persahabatan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, di Washington DC. Pertemuan Menlu Meksiko dan AS itu untuk membahas gelombang migran dari Amerika Tengah yang membanjiri wilayah perbatasan dua negara.

"Percakapan persahabatan adalah pendekatan pertama menuju rasa saling memahami yang terjalin cukup lama antara Meksiko dengan AS," cuit Menlu Ebrard di akun Twitter. "Saya berterima kasih terhadap sikap dan hormat dia (Menlu Pompeo) terhadap pemerintahan baru Presiden Lopez Obrador," imbuh dia.

Pertemuan antar menlu itu digelar selang sehari setelah Andres Manuel Lopez Obrador secara resmi dilantik sebagai Presiden Meksiko yang baru pada Sabtu (1/12) setelah ia dinyatakan sebagai pemenang dalam pilpres yang digelar 5 bulan lalu.

"Menlu Pompeo dan Menlu Ebrard membahas komitmen bersama untuk menghadapi tantangan dan peluang bersama di masa mendatang," demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert.

Saat ini kedua negara sedang menghadapi masalah yang sama dan berupaya menangani gelombang ribuan migran asal Amerika Tengah yang membanjiri perbatasan Meksiko dan AS, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya telah menekan Presiden Lopez Obrador agar mau menerima kesepakatan untuk menahan migran pencari suaka di wilayah Meksiko sementara pengajuan suaka mereka diproses di AS.

pekan lalu, Menlu Ebrard menyatakan bahwa dirinya ingin menelaah terlebih dahulu rencana bantuan jangka panjang untuk membantu pembangunan di El Salvador, Guatemala, dan Honduras, dimana rencana bantuan itu mirip dengan bantuan AS untuk membangun kembali Eropa pasca Perang Dunia II.

"Rencana itu bisa membantu menurunkan angka migran yang kabur dari kekerasan dan kemiskinan di negaranya dan hijrah ke AS," kata Menlu Meksiko itu.

Tutup Penampungan

Pada saat bersamaan dilaporkan bahwa para pejabat dari kota perbatasan Tijuana, pada Minggu telah menutup lokasi penampungan sementara bagi migran yang ditempatkan pada kompleks perumahan olah raga. Setelah ditutup, para migran pun digiring ke lokasi penampungan yang baru.

Adapun alasan penutupan karena kondisi di tempat tempat penampungan sementara yang lama tidak bersih dan sehat bagi para migran, serta kondisi cuaca yang dingin dan hujan membuat tinggal di tempat penampungan sementara kian sulit.

Sayangnya menurut keterangan salah satu pejabat Kota Tijuana, dari 6.000 migran yang diminta pindah, hanya 2.000 orang saja yang bersedia pindah ke penampungan yang baru. Mereka yang bertahan takut akan dideportasi dan mereka memilih bertahan walau harus tidur di emperan jalanan.

Pekan lalu, penjaga perbatasan AS terpaksa harus menembakkan peluru karet dan gas air mata seetelah sekitar 500 migran secara tak terduga mencoba menembus ke wilayah perbatasan AS-Meksiko. Akibat konfrontasi itu, telah membuat sejumlah migran pulang kembali ke tanah airnya atau bertahan di Meksiko.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top