Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menko PMK Sebut Indonesia Perlu Belajar pada Muhammadiyah, Kenapa Seperti Itu?

Foto : antarafoto

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi

A   A   A   Pengaturan Font

Emil mengemukakan berdasarkan data International Monetery Fund (IMF), saat ini ekonomi Indonesia berada pada peringkat 15 dunia berdasarkan nominal GDP. Jika dilihat dari purchasing power parity, Indonesia sudah berada di peringkat tujuh di dunia. Diperkirakan pada 2030, Indonesia masuk lima besar dunia dengan GDP sebesar 5,42 triliun dollar AS.

Menurut dia, target lima besar ini sangat mungkin dicapai, bahkan jauh sebelum 2045. Namun, ada tantangan-tantangan yang harus segera diatasi. Dua di antaranya adalah pengangguran generasi muda dan ancaman hilangnya pekerjaan di masa depan karena disrupsi teknologi.

"Saya bangga dan mengapresiasi inovasi solutif UMM yang membangun Center for Future of Work (CFW) dan Center of Excellence (CoE) di kawasan ekonomi khusus Singhasari. Harapannya, CFW dan CoE menjadi jawaban agar kita bisa menghadapi beragam tantangan masa depan. Banyak pemangku kepentingan nasional maupun internasional yang mendukung terobosan UMM, termasuk pakar marketing, Hermawan Kartajaya," ucapnya.

Sedangkan Habib Husein Ja'far Al Hadar mengemukakan moderatisme di tubuh Muhammadiyah sudah sangat baik. Muhammadiyah dinilai inklusif dan terbuka bagi semua kalangan, bahkan sudah menjadi ciri awal sejak organisasi ini berdiri.

Terkait Islam wasathiyah, Habib Ja'far mengatakan moderatisme atau wasathiyah bukan berarti tidak memihak pada siapapun. Layaknya wasit yang berdiri di tengah, Muhammadiyah melihat ke kanan dan ke kiri secara fair. Tidak bias ke kanan maupun ke kiri.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top